Palembang, Pelita Sumsel-Jumlah Mualaf di Sumsel terus bertambah terutama pada bulan suci ramadhan, saat ini mualaf yang tersebar di seluruh Sumatera Selatan (Sumsel) sudah mencapai 6.000 orang.
Hal ini di ungkapkan Ketua Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI) Sumsel, Akhmad Affandi.
Walapun demikian pihaknya belum bisa menyebutkan berapa jumlah peningkatan setiap tahunnya, namun hal ini dapat dipastikan dengan banyaknya warga umat lain yang meminta untuk disyahadatkan dan masuk Islam. Baik itu di Masjid Chengho ataupun di Masjid Agung Palembang
“Setiap bulan Ramadan ini selalu ada, mereka biasanya datang ke kita untuk mengucapkan dua kalimat syahadat di Masjid Chengho. Alhamdulillah jumlahnya banyak. Setelah mengisi formulir untuk pendataan, kemudian syahadat. Jika tidak di Cheng Ho, calon mualaf bisa syahadat di Masjid Agung, disana juga ada yang bimbing,” tuturnya Senin (12/6).
Ia menjelaskan selama bulan suci Ramadan, para mualaf ini terus dilibatkan dalam kegiatan keagamaan, seperti pada malam Nuzulul Quran untuk mendengarkan ceramah agama yang disampaikan beberapa ustadz sebagai bentuk pengenalan mereka terhadap Islam.
“Keluarga baru kita ini (para mualaf) tidak dibiarkan begitu saja. Sebagai bentuk pembinaan, mereka kita libatkan dalam berbagai kegiatan baik itu pembinaan pengajian dan bimbingan ibadah. Semua dasar-dasar Islam itu diajarkan seperti cara shalat, berwudhu, mengaji dan tauhid sehingga menjadi muslim yang sesungguhnya,” terangnya.
Selain itu lanjutnya, seseorang dikatakan mualaf yakni orang yang baru masuk agama Islam selama 4 tahun, dan selama itu juga ia harus belajar mengenai Islam termasuk tata cara ibadah. Sebelum seseorang resmi memeluk agama Islam, haruslah terlebih dahulu meyakinkan diri dan mengenali Islam secara perlahan. Barulah kemudian membuat surat pernyataan jika bersungguh-sungguh untuk meninggalkan agama sebelumnya.
“Siapa pun yang ingin belajar akan kita bimbing. Insha Allah kalau bersungguh-sungguh akan diberi kemudahan oleh Allah SWT. Lagi pula kita wajib mendoakan mereka ini, semoga bisa bertambah dan banyak memperoleh hidayah, sebab tidak ada paksaan untuk masuk Islam. Semua tergantung dari niat masing-masing,” katanya.
Tak hanya belajar untuk memahami dasar-dasar agama Islam Akhmad menjelaskan, PITI juga mengajak para mualaf ini untuk mengikuti kegiatan pemberian bantuan berupa pemberian zakat, bahan pokok, beserta perlengkapan sholat dalam acara rutin setiap tahunnya. Dimana ini juga diisi dengan pengajian beserta ceramah agama.
“Seluruh umat muslim yang ada bisa memberikan bantuan kepada sesama saudara muslim. Hal ini sesuai dengan apa yang diajarkan dalam Al Qur’an bila sesama muslim merupakan saudara tanpa melihat asalnya,” pungkasnya. (Ra)