Demi Belajar Daring, Soncik Harus Naik Atap Rumah 

waktu baca 3 menit
Rabu, 11 Nov 2020 14:28 0 140 Admin Pelita

Kayuagung, Pelita Sumsel – Sejak masa pandemi proses belajar mengajar siswa-siswi di seluruh Indonesia menerapkan sistem daring atau online. Sistem yang saat ini digunakan untuk mencerdaskan anak bangsa, ternyata banyak dikeluhkan tenaga pengajar terutama di wilayah pelosok yang jauh dari jangkauan sinyal.

Hal tersebut juga yang belakangan viral di media sosial. Memperlihatkan seorang guru berjuang mencari sinyal hingga naik ke atap rumah miliknya di Desa Pulau Geronggang, Kecamatan Pedamaran Timur, Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan.

Dalam menggali informasi, Tim Pelita Sumsel menghubungi Soncik, Guru SD Negeri 1 Maribaya yang merasakan kesulitan sinyal selama mengajar daring.

“Memang di Desa Pulau Geronggang ini sangat sulit mencari sinyal internet, ditambah lagi sejak adanya surat edaran pemerintah pada bulan maret 2020 mengenai pembelajaran daring,” kata Soncik.

Ia mengaku setiap hari dirinya harus naik ke atap rumah. “Walau sudah naik atap, itu pun masih sulit karena sinyalnya rendah (sering ilang-ilangan),” keluhnya ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Selasa (10/11).

Dikatakan lebih lanjut, bahkan beberapa siswa maupun siswi harus berkunjung ke Desa tetangga demi memperoleh jaringan internet.

“Kecamatan kita ini kan ada 7 desa, di sinilah satu-satunya desa yang belum memiliki tower jaringan internet. Maka kebanyakan siswa harus pergi ke Desa tetangga agar dapat mengikuti pembelajaran online,” terang Soncik.

Sementara Kepala Desa Pulau Geronggang, Syamsul Bahri mengatakan bahwa hampir seluruh siswa maupun guru sangat mengeluhkan pembelajaran sistem daring yang memerlukan sinyal internet.

“Sangat sulit sekali, bagi siswa untuk memperoleh sinyal internet. Bahkan mereka secara rombongan biasanya pergi ke Desa tetangga seperti Sumber Hidup dan Gading Raja demi bisa ikut belajar. Ada juga cara lain yakni memanjat atap rumah maupun mencari tempat yang lebih tinggi. Karena kalau di tempat rendah tidak mungkin mendapatkan sinyal internet,” tutur Kades.

Ia pun sangat mengharapkan, ke depannya masyarakat Desa Pulau Geronggang yang terdiri dari 12 dusun dapat menikmati jaringan internet sebagaimana Desa lainnya. Ia berharap keluhan warga itu dapat didengar pemerintah dan dicarikan solusi.

“Ya tentu dengan jaringan internet ini, masyarakat kami yang berjumlah 1.700 penduduk bisa lebih mudah mendapatkan informasi dan berhubungan dengan orang luar. Maka dari itu kami ingin pemerintah segera membangun tower di desa kami ini,” katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten OKI, Alexander Bustomi melalui Kabid Pemberitaan, Adi Yanto mengatakan pihaknya telah mengajukan penambahan tower di beberapa tempat terpencil lainnya.

“Memang ada sekitar puluhan termasuk Desa Pulau Geronggang yang belum terdapat tower jaringan internet. Tetapi sejak tahun lalu kita sudah mengajukan ke Kominfo pusat memulai program Badan Aksesibilitas dan Informasi (BAKTI) untuk membangun infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah prioritas. Karena mungkin ada pertimbangan dan lain hal, keinginan kita tersebut masih belum direalisasikan,” pungkasnya. (Arl)

LAINNYA