Hari Ke-3 Aksi Tolak Omnibus Law Kisruh

waktu baca 3 menit
Jumat, 9 Okt 2020 18:26 0 180 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – Gelombang aksi menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja memasuki hari ke-3, Jumat (09/10), kali ini gabungan mahasiswa serta organisasi mahasiswa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) bersama aktivis Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Sumatera Selatan (Walhi), dan  Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) melakukan long march  dari Depan Gedung DPRD Sumsel menuju Kantor Gubernur Sumsel sempat kisruh.

Para pedemo tetap melakukan long march walaupun hujan deras mengguyur Kota Palembang, mereka bersemangat melakukan orasi long march untuk menemui Gubernur Sumsel, H Herman Deru.

Salah seorang pedemo dalam orasinya mengatakan, menuntut kepada Gubernur Sumtera Selatan untuk mencabut UU Omnibuslaw yang telah membuat rakyat menjadi menderita.

“Mengadu keluh kesah kita kepada Gubernur Sumatera Selatan dengan menyiapkan ban bekas tetapi ban bekas tersebut diambil pihak berwajib karena menurut pihak berwajib itu melanggar ketertiban,” ujarnya.

Mereka menyerukan Gubernur Sumsel untuk keluar menemui para pendemo, “Herman Deru Keluar sekarang juga,”.

Setelah menunggu hampir 3 jam, Wakil Gubernur akhirnya menemui para pendemo dan membacakan tuntutan yang dipinta para pedemo.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menemui para pendemo, dirinya menyampaikan permohonan maaf karena Gubernur Sumsel saat itu sedang tidak berada di kantor.

“Mohon maaf, Gubernur sekarang sedang di Pagaralam dan akan ke Lahat, beliau tidak hadir disini,” kata Mawardi.

Wakil Gubernur menyampaikan bahwa kehadirannya menemui para pendemo untuk mendengarkan aspirasi mereka, ia juga mengatakan akan meneruskan aspirasi itu kepada Gubernur Sumsel.

Insha Allah, besok Bapak Gubernur akan mengadakan rapat khusus, bersama unsur forkompinda Sumsel, bagaimanapun ini, apapun aspirasi adik-adik, akan kami sampaikan,” katanya

Ia juga mengatakan bahwa sebelumnya Pemprov Sumsel mengikuti rapat dengan Presiden RI, Joko Widodo. Dalam rapat tersebut, Presiden menyampaikan, apapun aspirasi sampaikan secara tertulis apapun tuntutan. “Presiden membuka akses. Mudah mudahan aspirasi adek adek didengar, UU Cipta Kerja dibatalkan,” ucapnya.

Mawardi juga mengutarakan kepada pedemo bahwa usulan/aspirasi mereka tidak bisa dijawab pada saat itu.

“Kesempatan kali ini tidak dapat dijawab hari ini. Kami hanya meneruskan aspirasi adik-adik menolak UU Cipta Kerja. Inilah yang dapat saya sampaikan. Adik-adik, saya belum baca draft UU, semuanya aspirasi Adik-adik akan kami perjuangkan dan diteruskan,” pungkasnya.

Setelah pedemo mendengar tanggapan Wagub, mereka tidak puas dengan apa yang disampaikan oleh Wakil Gubernur sehingga terjadi bentrokan, aksi saling dorong antara pendemo dan pihak Pol PP pun terjadi.

Kerusuhan tidak berlangsung lama, akan tetapi sempat dinodai dengan adanya tindakan dari salah satu oknum mahasiswa yang melempar botol air mineral, sehingga pedemo yang lain mengejarnya.

Hingga berita ini diturunkan, di tengah hujan deras, mahasiswa masih bertahan di depan Kantor Gubernur. (Ocha)

LAINNYA