Palembang, Pelita Sumsel – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengungkankan bahwa sepanjang tahun lalu, rendahnya curah hujan dan panjangnya musim kemarau menjadi salah satu penyebab karhutla di Indonesia. Total luas lahan yang terbakar pada 2019 mencapai 857.759 hektare.
“Tetapi faktor alam bukan menjadi penyebab utama. Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengemukaka, 99 persen karhutla di Indonesia terjadi karena ulah manusia, baik sengaja maupun tidak sengaja”, ungkap saat berbicara dalam webinar Ikatan Duta Pertanian Kamis (9/7/2020).
“Pembukaan lahan dengan cara membakar memang menjadi cara mudah dan murah bagi sebagian oknum untuk memulai lahan pertanian”, lanjutnya.
Sedangkan, AKBP Dra. Basani R Sagala, M.H, Kasubdit 2 Direktorat Intelkam Polda Sumsel menyampaikan punishment akan di berikan kepada seluruh institusi dan stakeholders yang terkait dengan antisipasi karhutla jika tidak serius.
“Karena ini tidak hanya menyangkut iklim dari indonesia tetapi juga mempengaruhi iklim negara tetangga, bahkan dunia. Tetapi kita juga tahu sendiri dalam penanganan karhutla negara maju bukan tidak bisa dikatakan sempurna dalam mengatasi karhutla ini. Seperti terjadi di california tahun lalu,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Ketua HKTI Sumsel Zain Ismed, MBA menyampaikan sebenarnya pemerintah sudah serius dalam menangani karhutla, tetapi perlu di tingkatkan komunikasi dan koordinasi dengan berbagai stakeholder.
” Termasuk HKTI Sumsel dan seluruh lapisan masyarakat. dan dalam menangani karhutla harusnya bersifat antisipatif, jangan setelah kejadian baru turun”, tuturnya.
Ketua Ikatan Duta Pertanian Sumsel, Gusti mengatakan bahwa Karhutla terjadi setiap tahun. Tugas antisipasi jangan hanya di bebankan kepemerintah, kita semua juga memiliki tanggung jawab menjaga lingkungan sekitar kita.
“Dan kami menghimbau kepada seluruh lapisan masayarakat, stop pembakaran hutan untuk pembukaan lahan. Jika ada kebakaran sedini mungkin di laporkan ke satgas atau institusi terkait agar bisa ditangani seceoat mungkin dan tidak meluas,” tutupnya. (Can)