Jakarta, Pelita Sumsel – Setelah mendapatkan dukungan dari berbagai pihak yakni diantaranya Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI, kini realisasi pengelolaan kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati (BBN) di Muba yang di inisiasi Bupati Muba Dr H Dodi Reza juga mendapat dukungan dari Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek)RI.
Hal ini terjawab setelah Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin diundang Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) RI Prof Bambang Permadi Brodjonegoro SE MUP PhD untuk memaparkan kesiapan Muba dalam kegiatan Rapat Koordinasi Pemanfaatan Hasil Riset dan Inovasi Untuk Pembangunan Industri Katalis Nasional dan Bahan Bakar Nabati (BBN) di Ruang Rapat Lt.24 Gedung BPPT II, Jakarta Pusat, (3/2/2020).
“Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar akan memberikan banyak manfaat. Pertama, hal tersebut akan menekan impor minyak dan kedua bisa menjaga harga komoditas sawit karena akan terserap oleh dalam negeri. Dan kami berkeyakinan Muba akan siap dalam realisasinya nanti,” ungkap Menristek RI Prof Bambang Permadi Brodjonegoro SE MUP PhD.
Dikatakan, ini adalah suatu terobosan penemuan yang luar biasa, seperti pengganti BBM. Dari sisi lain, tentu perlu perjalanan panjang, karena akan digunakan di dunia industri dan otomotif tentu butuh standar dan teknologi.
“Untuk itu maka kami undang semua stakeholder termasuk Bupati Muba supaya masing-masing bisa berkontribusi, bekerja sesuai bidang spesialisnya, supaya perjalan tidak panjang dan tidak rumit,” terangnya.
Kemudian, dari sisi ekonomi yang akan muncul dari biofuel ini sangat luar biasa, karena sekarang dari program replanting, CPO saja sudah berefek adanya peningkatan ekonomi dan membuka lapangan di dunia kerja.
“Inovasi ini Wajib kita pikirkan kalau semua kebutuhan bahan bakar dipenuhi dari katalis ini, yang namanya kebun rakyat akan hidup, harga TBS sawit akan meningkat, sehingga masyarakat secara keseluruhan sejahtera. Karena lebih banyak dilibatkan kebun rakyat,” imbuhnya.
Lanjut Bambang, akan ada dua pola nantinya yang ditawarkan dalam upaya realisasi dan support BBN yakni bisa nantinya menggunakan sistem pola investor dan BUMN.
“Jadi kita nantinya berkoordinasi ke Menteri BUMN untuk menugaskan BUMN atau investor yang bergerak di bidang pengolahan bahan baku (kelapa sawit) di Muba,” terangnya.
Sementara itu, Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin mengatakan Muba sangat serius untuk realisasi BBN yang merupakan inovasi pengolahan kelapa sawit menjadi bahan bakar nabati.
“Dalam upaya pembangunan pabrik IVO dan CPO Muba menggandeng ITB, dan Alhamdulillah FS sudah selesai, Insya Allah tahun 2021 sudah mulai berjalan,” bebernya.
Ketua KADIN Sumsel ini juga menambahkan, Muba juga telah melakukan program peremajaan perkebunan sawit berkelanjutan (sustainable) milik kebun rakyat yang saat ini sudah puluhan ribu hektar lahan yang sudah diremajakan.
“Nah, realisasi BBN inilah merupakan kelanjutan dari program peremajaan perkebunan sawit milik rakyat, jadi program ini benar-benar nantinya berkelanjutan,” ungkapnya.
Kemudian, dikatakan Dodi dengan keberadaan BBN dapat mengurangi ketergantungan dengan BBM dan meningkatkan kesejahteraan petanu sawit. “Ini juga merupakan keinginan bapak Presiden Joko Widodo dan tentu sangat selaras dengan cita-cita kami warga Muba yang mana mayoritas petani sawit,” jelasnya.
Dodi mengungkapkan, dalam perjalanan pembangunan pabrik IVO-CPO terkait pendanaan Pemkab Muba sendiri sangat siap secara mandiri, namun dirinya mengaku akan melibatkan para pihak pemangku kepentingan agar dapat gotong-royong mewujudkan pendirian pabrik tersebut.
“Namun prinsipnya pabrik ini harus terealisasi dan berada di Muba, dan pola pendanaan nantinya akan dilakukan dengan pola bersama-sama gotong royong dengan para pihak, terlebih tadi Bapak Menristek sudah menyiapkan dua pola yakni investor atau BUMN dengan menggandeng KUD dan BUMD di Muba,” pungkasnya.(Rill/Ron)