JAKARTA, Pelita Sumsel –Upaya pembangunan hijau (green growth) di Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) terus dimaksimalkan, setelah sukses dengan program replanting (peremajaan) lahan sawit di lahan seluas 4.446 hektar, kini petani sawit di Muba bakal mendapatkan kucuran dana dari program green financial (Pembiayaan Hijau).
“Saat ini kami tengah jajaki pembicaraan dengan pihak perbankan untuk merealisasikan green financial untuk petani sawit di Kabupaten Muba. Komunikasi juga dilakukan dengan pihak OJK,” ujar Country Director World Resources Institute (WRI), Indonesia di sela Lokakarya Diskusi Panel dengan tema Pendekatan Pembiayaan Hijau: Mendorong Investasi Berdampak untuk Sektor Pertanian Indonesia, di Hotel Ritz Carlton, Jumat (20/10).
Dijelaskan, Kabupaten Muba akan menjadi inisiasi dalam implementasi green financial nantinya, WRI dan stakeholder lainnya sengaja memilih Kabupaten Muba untuk menjadi tempat pertama yang melaksanakan green financial dikarenakan petani dan lahan sawit di kabupaten Muba memiliki jumlah yang besar. “Nanti pembiayaan ini tidak hanya dibebankan kepada petani, tetapi Pemda setempat juga akan mendampingi dan ikut bertanggung jawab dalam pelaksanaan green financial,” ungkapnya.
Lanjutnya, pembiayaan ini nantinya hanya dikhususkan untuk kebutuhan produktif bagi petani sawit. “Jadi, fokusnya nanti hanya untuk petani yang konsen untuk mengembangkan hasil pertanian sawit, ini juga bagian upaya untuk mendorong penstabilan harga sawit, program ini juga bisa berjalan berkat dukungan Pemkab Muba yang sangat serius mensupport petani sawit di wilayahnya dan siap menjadi bagian yang bertanggung jawab untuk merealisasikan program green financial” katanya.
Ia menambahkan, sistem pinjaman nanti selain diperoleh dari Pemerintah pusat, pihak WRI dan stakeholder lainnya akan menjajaki kerjasama dengan Perbankan-Perbankan di Indonesia. “Untuk nominal pembiayaan masih kita bahas, yang jelas saat ini kita masih proses pemetaan petani karet di Muba khususnya,” Selain di Muba, implementasi green financial ini juga akan dilakukan di Kabupaten Siak dan Kabupaten Sigi.
Selain itu, pada Februari 2018 mendatang Kabupaten Muba akan menjadi tempat field trip untuk pelaksanaan program green financial dan sekaligus menjadi tuan rumah rapat tahunan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL). “Disinilah nanti kita bisa memetakan petani sawit yang ada di Muba untuk mendapatkan alokasi program green financial,” imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Muba Beni Hernedi menyebutkan menjaga produksi perkebunan dan pertanian rakyat tetap tinggi dan produktif sama pentingnya dengan menjaga lingkungan agar tetap lestari, misalnya dalam kasus membuka lahan dengan membakar tentu kita sepakat tidak lagi membiarkan cara bertani dengan berdampak polusi seperti itu dilanjutkan.
“Kita maklum kalau negara tetangga seperti Singapore tahun 2015 lalu komplain denga asap dari kita, tapi kita juga berharap ada upaya bersama kolaboratif untuk mencegah hal itu tidak terjadi lagi, rasanya tentu akan adil dan bijak kalau udara sejuk yang dihisap dihasilkan dari usaha bersama baik antar daerah maupun antar negara internasional, ibarat kata jangan hanya saling menyalahkan, mengecam atas bencana yg terjadi, kita perlu melakukan pencegahan bersama secara kongkrit, tukasnya.
Tambahnya, “Muba dalam hal ini siap menjadikannya kongkrit untuk di implementasikan petani dan pekebun namun tentunya perlu pendampingan edukasi, butuh stimulan dan akses yang mudah untuk mendapatkan pendanaan dari perbankan, pemimpin-pemimpin lokal di desa perlu di upgrading untuk manajemen tata kelola lahan yang lestari, hasil kebun rakyat perlu bapak angkat dalam pengolahannya sehingga kompetitif di pasar, pendek kata Muba mempersilakan Donor dan investror masuk untuk menggerakkan Pertumbuhan Ekonomi kerakyatan yang Hijau, “tandasnya.(yf)