Oki, Pelita Sumsel – Gubernur Sumsel H Herman Deru mengajak seluruh masyarakat untuk terus menjaga toleransi dan kerukunan.
Hal itu disampaikan Herman Deru ketika, membuka moderasi beragama dan penataran mangku serta Seranti Banten masyarakat Hindu di Pasraman Satya Dharma Lubuk Seberuk Lempuing Jaya, Kabupaten OKI, Senin (17/4).
“Sumsel ini merupakan daerah zero konflik yang telah diakui oleh negara. Maka sebab itu, kita tidak mau jika kerukunan tersebut terpecah karena adanya konflik baik antar masyarakat maupun antar agama,” kata Herman Deru.
Menurutnya, toleransi merupakan hal yang sangat penting dijaga. Termasuk juga toleransi antar umat beragama.
Sebab itulah, moderasi beragama menjadi salah satu langkah dalam menumbuhkan toleransi antar umat
“Toleransi ini tidak boleh diabaikan. Bukan hanya toleransi antar suku maupun adat istiadat, toleransi antar agama pun wajib kita jaga. Sebab itu, satukan persepsi untuk tetap menjaga toleransi, sehingga akan terbentuk kerukunan dan menjadi kekuatan kita dalam membangun daerah serta mencetak generasi yang baik dimasa mendatang,” paparnya.
Terlebih, lanjutnya, kedepan persaingan akan semakin ketat. Dimana dua dekade mendatang, merupakan masa bonus demografi.
“Toleransi ini harus terus diwariskan ke anak cucu kita sehingga menjadi acuan mereka saat menjadi pemimpin kedepannya. Apalagi, kita akan menyambut bonus demografi pada dua dekade mendatang. Dan tentunya sikap toleransi harus ditanamkan kepada generasi mendatang agar mereka tidak hanya pintar dan berwawasan, tapi juga berakhlak,” bebernya.
Disisi lain, dia pun mengapresiasi kerukunan antar masyarakat, suku dan agama di Kabupaten OKI.
Dimana, hingga saat ini belum pernah adanya konflik antar masyarakat meski kabupaten tersebut terdapat beberapa suku.
“Ini bukti jika masyarakat OKI sangat menjaga toleransi. Kebersamaan ini luar biasa dan harus terus dipupuk dengan baik,” ujarnya.
Senada dengan itu, Wakil Bupati OKI H. M. Dja’far Shodiq mengatakan, toleransi merupakan hal yang mutlak dilakukan.
“Bahkan kita berharap, toleransi dan kerukunan ini terus dibangun dan diwariskan kepada generasi muda. Dengan begitu, sikap saling menghargai dan menghormati baik antar masyarakat, suku dan agama ini akan terus tumbuh dengan baik,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya mengatakan, moderisasi beragama merupakan hal yang penting dilakukan, sehingga setiap umat beragam dapat terus saling menghormati.
Menurutnya moderasi beragama adalah cara pandang, sikap, dan praktek beragama dalam kehidupan bersama dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bernegara.
“Moderasi beragama tercermin melalui 4 indikator moderasi beragama yaitu, toleransi, anti kekerasan, penerimaan terhadap tradisi, dan komitmen kebangsaan,” pungkasnya.