Palembang, Pelita Sumsel – Beragam cara dilakukan masyarakat Palembang untuk meminimalisir penyebaran virus corona atau Covid-19. Salah satu upaya yang tengah digalakkan wong kito adalah dengan mendirikan kampung tangkal Covid-19.
Di kota Palembang, ada beberapa kampung Covid-19 yang secara swadaya dibuat oleh masyarakat seperti kampung Bumi Sako Damai (BSD) Kecamatan Sako.
Pembatasan sosial berskala kecil (PSBK) yang dilakukan di kampung tangkal Covid-19 bertujuan memutus mata rantai Covid-19 yang bakal masuk di wilayah kampung mereka.
Ketua RT dan tokoh masyarakat di kampung tangkal Covid-19 selalu bersiaga di akses pintu masuk kampung. Mereka menyetop warga luar yang ingin masuk untuk terlebih dahulu mencuci tangan dan dilakukan penyemprotan disinfektan bagi kendaraan secara manual ataupun otomatis.
Untuk menghilangkan rasa penat dengan menerapkan PSBK, masyarakat di kampung tangkal Covid-19 memanfaatkan lahan yang ada kemudian disulap untuk kegiatan bercocok tanam, berkebun dan membuat kolam ikan.
Ketua RT 098 BSD, Agus Sutami mengatakan selain warga luar yang akan masuk ke kampung mereka, penduduk setempat pun wajib mengikuti protokol kesehatan. Setiap warga yang habis pulang beraktivitas di luar wajib mencuci tangan dan disemprot disinfektan.
Kegiatan tangkal Covid-19 sendiri diakuinya sudah dilakukan sejak akhir Maret lalu. Saat itu, kasus positif pertama baru saja terkonfirmasi di Palembang. Perangkat kampung pun langsung turun untuk rembuk bersama mengambil sikap membentengi kampung dari virus.
Saat itu warga kampung langsung setuju untuk memberlakukan protokol kesehatan lebih dulu sebelum ada imbauan lebih lanjut dari pemerintah. Mereka langsung memberikan peringatan agar warga BSD berhati-hati atas bahaya virus.
“Setelah kasus pertama itu kami langsung menyediakan alat cuci tangan, penyemprotan disinfektan di kawasan dan bagi mereka yang datang ingin masuk ke dalam kampung kami,” katanya.
Ia menjelaskan, di BSD sendiri jumlah penduduknya sekitar 2.400 dengan 600 rumah terbagi dalam tiga RT, 097, 098, 099. Mereka bahu membahu memberikan penjagaan di posko dengan melibatkan warga kampung, untuk mulai berjaga sejak pukul 06.00 WIB hingga 24.00 WIB.
Para relawan secara sukarela melakukan penjagaan tanpa dibayar. Hal itu semata-mata dilakukan untuk menjaga kampung sendiri.
“Alhamdulilah sampai saat ini belum ada satu pun warga kita yang terpapar COVID-19,” jelas dia.
Menurutnya, kegiatan kampung tangkal Covid-19 tersebut dimanfaatkan perangkat kampung dan warga untuk menyulap lahan yang tidak terpakai di sepanjang masuk kampung untuk kegiatan bercocok tanam dan membuat kolam ikan.
Diakuinya, sebelum Covid-19 melanda di kampung mereka sudah ada tanaman yang di tanam masyarakat. Akan tetapi, sejak wabah terjadi pihaknya membuka lahan lebih besar lagi. Adapun tanaman yang ditanami warga seperti sawi, kangkung, terong, bayam, kacang panjang, ubi, jagung dan masih banyak lagi.
“Kalau kita panen warga dapat membeli dengan harga murah. Hasil uangnya itu bisa diputar lagi untuk membeli bibit lagi,” ungkapnya. (Ron)