Palembang, Pelita Sumsel – Tak mau kejadian semakin berlarut dan kembali berulang, Gubernur Sumsel H.Herman Deru langsung membentuk tim investigasi guna menuntaskan kasus yang menyebabkan dua orang siswa meninggal dunia saat mengikuti Masa Orientasi Sekolah (MOS) di Sekolah Taruna Indonesia Palembang.
Dirinya bahkan memberi tenggat waktu seminggu bagi tim khusus yang dibentuk agar dapat menyelesaikan masalah tersebut. Hal tersebut dikemukakannya Deru saat melayat langsung kerumah duka salah satu korban, Wiko Jerianda (14) yang berada di Jalan Pertahanan Plaju pada Sabtu (20/7) siang.
Diungkapkan Gubernur Sumsel, H. Herman Deru, bahwa usai mendapatkan kabar tentang meninggalnya Wiko yang diterima melalui informasi awak media, Deru meyakinkan kepada masyarakat dan keluarga bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam atas kejadian ini.
“Untuk proses hukum itu akan terus saya giring sedemikian rupa sehingga pihak kepolisian dapat segera mengembangkan, apa yang sudah ditetapkan kemarin bahwa ada satu sebagai tersangka karyawan dari Sekolah Taruna Indonesia tersebut. Dan ini yang tadinya dikabarkan kritis ananda Wiko ini ternyata juga kembali kepada sang khalik,” ungkap Deru.
Dirinya juga menuturkan, jika persoalan ini merupakan kesalahan oknum maka Ia serahkan hukumnya berjalan dan ditegakan seadil-adilnya kepada penegak hukum baik itu kepolisian maupun kejaksaan.
“Sekarang lagi dibuat tim untuk secara detail kenapa oknum itu bisa berbuat begitu apakah memang ada prosedur yang memang dibuat oleh lembaga, nah ini kita sedang kita turunkan timnya mudah-mudahan dalam waktu dekat akan dapat menyimpulkan. Kalau ini kesalahan lembaga maka kita akan berikan sanksi yang setimpal. Segera Saya kasih waktu seminggu saja tim ini untuk berkerja dari Senin ini nanti,” tuturnya.
Dirinya berharap, kejadian yang telah menimpa tersebut dapat menjadi pelajaran bagi seluruh penyelenggara pendidikan, bahwa untuk menuntut kedisipinan siswa tidak juga harus dengan kekerasan.
Sementara, untuk Diknas Provinsi Sumsel, Deru menghimbau agar masa orientasi siswa itu seluruh format nya dapat diubah. “Tim investigasi komprehensif jadi dari orang tua, dewan pendidikan kota, dewan pendidikan provinsi kita libatkan semua. Jumlah tim maksimal 9 orang diketuai oleh Kadis Pendidikan. Kemudian kepada orang tua sebelum mendaftarkan anak-anak ini cari tahu dulu sekolah yang dituju anak-anak, jangan sampai terhanyut karena namanya, gedungnya tapi bagaimana cara mereka memperlakukan peserta didik,” pungkasnya. (ril)