Pagaralam, Pelita Sumsel – Malang nasib Nasam (70), seorang nenek Lanjut Usia (Lansia) yang tinggal sebatang kara. Nasam tinggal di rumahnya sendiri, namun dengan fasilitas yang jauh dibawah kata layak.
Ironinya, nenek tua tersebut terpaksa melakukan aktifitas seorang diri. Anaknya yang merantau jauh tak bisa menemani hari tuanya. Sedangka menantu di sebelah rumahnya tidak memperdulikan kondisi Nasam yang sudah renta. Bahkan, telinga dan matanya sudah tidak jelas mendengar dan melihat.
“Saya makan masak sendiri, ada beras setengah canting, untuk keperluan saya sendiri. Tapi terkadang, saya minum air dingin mentah karena tak sempat masak. Saya tidur di atas ranjang ini, tanpa selimut, karena selimut diambil sama menantu saya,” kata suara tua yang serak tersebut, Selasa (5/11).
Perawakan Nasam sendiri tak menunjukkan bahwa ia baik baik saja. Dia tetap bisa makan saja sudah cukup. Rumahnya memang berdinding beton bqta, namun dalamnya hanya seukuran 3 kali 3 meter, dwngan alas tanah. Di dalamnya semua berserakan, hanya ada kursi papan kusam, meja kayu rapuh, rak piring lama dari kayu, piring kotor, kompor minyak tanah dan tempat tidur. Nasam tak punya barang berharga.
“Saya sudah pasrah, hanya tinggal menunggu dijemput yang maha kuasa saja. Saya untuk keperluan sehari hari, kadang cari daun pisang untuk dijual lagi. Kalau saya sayuran, saya jual lagi kepada warga sekitar,” ungkapnya.
Sementara itu, Sinta Puji Astuti SE Sekretaris DPC PPP Kota Pagaralam turut prihatin atas kondisi Nasam. Dia memberikan bantuan sembako untuk meringankan beban hidupnya.
“Yang penting sehat mbah. Makannya yang teratur dan perbanyak ibadah. Mbak sudah tua, jadi jangan banyak2 kerja berat. Insya Allah, saya akan sering datang kesini untuk memastikan mbah Nasam tetap sehat,” ujarnya.
Dia berharap, orang tua yang sudah renta jangan di abaikan. Dia mengajak agar memperdulikan orang tua yang tak berdaya.
“Walau bagaimanapun, dia orang tua kita. Kewajiban anak nyalah untuk mengurus kehidupannya di masa tua,” imbuhnya. (rpw).