Herman Deru Minta Festival Budaya Melayu Digencarkan Sebagai Benteng Pelestarian Warisan Leluhur

waktu baca 2 menit
Senin, 24 Okt 2022 21:54 0 208 Redaktur Romadon

 

Palembang, Pelita Sumsel – Gubernur Sumsel H. Herman Deru  membuka Festival Budaya Melayu Sumsel 2022 secara di Ballroom Hotel Swarna Dwipa, Senin (24/10) siang.

 

Presiden Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Indonesia itu sangat mendukung festival tersebut karena diyakini dapat menjadi benteng pelestarian warisan leluhur di Sumsel.

Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengatakan pasca Covid 19 festival budaya memang harus dihidupkan lagi. Namun untuk memaknainya Ia meminta semua pihak harus satu frekuensi atau sepemikiran bahwa cara ini adalah benteng terakhir untuk mempertahankan warisan leluhur.

” Jadi penyelenggaraan ini bukan semata-mata menunjukkan atribut-atribut kita saja. Tapi nilai yang terkandung dalam festival ini dan upaya  kita menggali akar budaya kita yang belum semuanya terekspose,” ujar Herman Deru.

Menurutnya suka tidak suka pakaian, perhiasan, prasasti dan lainnya adalah navigasi untuk mendapatkan petunjuk secara menyeluruh mengenai kekayaan budaya Sumsel.

” Karena itu Saya tegaskan bahwa Festival Budaya Melayu ini menjadi  salah satu benteng agar kita ada identitas jelas. Inilah kenapa harus kita dipertahankan,” jelasnya.

Selain perhiasan, prasasti dan lainnya itu warisan lain yang patut dipertahankan di Sumsel adalah kerukunan. Dimana Sumsel yang terkenal masyarakatnya sangat heterogen namun banyak pendatang yang tetap betah tinggal di Sumsel. Begitupun sebaliknya masyarakat asli Sumsel tetap nyaman.

” Ini salah satu warisan juga,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu Gubernur Herman Deru juga mengapresiasi penyelenggaraan Festival Budaya Melayu oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Sumsel. Meskipun masih terdapat beberapa kekurangan.

” Boleh saja kita menjadi manusia modern tapi tidak boleh tinggalkan kekayaan khasanah kebudayaan kita Ini menjadi cara kira mengingatkan generasi muda,” tambahnya.

Ia juga mengingatkan agar masyarakat tak ragu mempertahankan kearifan lokal karena sejumlah negara maju sudah melakukannya dan berhasil. Seperti Malaysia dan Brunei.

” Jadi jangan  gentar bila perlu acara seperti ini diadakan secara roadshow tanpa menyingkirkan budaya budaya lainnya,” jelas Herman Deru.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel H. Aufa Syahrizal  mengatakan festival ini sudah digelar untuk kesekian kalinya dengan tujuan mentransfer pengetahuan mengenai budaya melayu Sumsel pada para pelajar agar budaya melayu tidak tergerus dengan budaya modern.

LAINNYA