Libur Lebaran Ekonomi Indonesia Bergairah

waktu baca 3 menit
Rabu, 18 Mei 2022 06:26 0 185 Redaktur Romadon

 

Jakarta, Pelita Sumsel – Idul Fitri tak hanya menjadi berkah bagi umat muslim Indonesia, namun juga menjadi berkah bagi banyak kalangan, terutama para pelaku ekonomi. Di masa libur Lebaran 2022 ini, perekonomian Indonesia kembali bergairah.

Perputaran uang meningkat setelah pemerintah kembali mengizinkan tradisi
mudik atau pulang kampung, usai dua tahun dilarang karena pandemi. Selama
lebaran, okupansi hotel dan kunjungan di kawasan wisata meningkat.

Diperkirakan, uang sekitar Rp42 triliun berputar selama periode Lebaran kali ini.
Ekonom dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI), Teuku Riefky menilai
perputaran uang selama lebaran ini merupakan signal positif terhadap
perekonomian dalam negeri.

Menurutnya, hal ini didorong oleh beberapa faktor. Pertama adalah karena
trend up demand yang terjadi setelah masyarakat memiliki mobilitas yang
terbatas selama dua tahun terakhir.

“Jadi mereka tidak bisa mudik, tidak bisa pulang kampung dan pembagian
Tunjangan Hari Raya (THR) yang juga masih terbatas,” ungkapnya dalam diskusi
daring yang digelar FMB9 bertajuk “Uang Beredar, Ekonomi Berputar” pada
Selasa (17/5/22).

Kedua adalah momentum ramadhan dan lebaran yang memang selama periode
prapandemi ini menjadi momen siklikal yang selalu tinggi di quartal tersebut
dalam satu tahun fiskal.

“Jadi memang kita lihat ini kombinasi berbagai faktor juga terus didorong oleh
insentif serta stimulus pemerintah. Juga ini membuat confidence masyarakat
terus tumbuh,” ungkapnya.
Selain itu, Teuku juga menyoroti saat pemberlakuan kebijakan mengizinkan
masyarakat melakukan mudik selama lebaran, pemerintah juga memastikan
dari aspek kesehatannya.

“Saya ingin highlight juga, program vaksinasi juga terus didorong oleh
pemerintah. Ini kemudian membuat masyarakat, kita bisa ekpektasi, bahkan ini
bisa berkelanjutan,” paparnya.

Teuku menjelaskan, pada dasarnya pola pemulihan ekonom sudah terbentuk
beberapa kali selama pandemi. Namun pola yang terbentuk tersebut, tidak
dibarengi dengan penguatan di sektor kesehatan yang memadai.

“Kalau kita lihat pola pemulihan ekonomi, sebetulnya pola pemulihan ekonomi
ini sudah terbentuk beberapa kali selama pandemi. Namun memang tidak
dibarengi dengan aspek kesehatan yang memadai sehingga setiap kali ekonomi
itu dibangun, kemudian kasus naik,” terangnya.

Sehingga Teuku berharap, dengan penguatan pada aspek kesehatan, pola
pemulihan ekonomi ini tidak akan menjadi isu ke depannya dengan munculnya
lonjakan kasus.

Teuku juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang menginzinkan masyarakat
melakukan mudik dan pulang kampung selama lebaran.
Sehingga pertumbuhan ekonomi yang cukup baik belakangan ini dengan
perputaran uang yang meningkat, tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun
memliki trickle down effet ke daerah-daerah, terutama daerah tujuan wisata
dan mudik.

“Dan juga memang beberapa momentum lainnya seperti misalnya periode cuti
bersama dan long weekend ini, kita harapkan terus mendorong aktivitas
perekonomian, terutama di sektor pariwisata dan transportasi yang memang
selama pandemi, sektor ini sangat tertekan,” ungkapnya.

Namun, Teuku mewanti-wanti bagaimana signal positif terhadap perekonomian
ini agar terus berlanjut sampai akhir tahun. Sekali pun di tengah berbagai resiko
baik domestik maupun global.

“Sehingga pemulihan ekonomi ini tidak hanya
berlangsung sementara,” tutupnya.

LAINNYA