Palembang, Pelita Sumsel – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) dan Kodam II Sriwijaya telah melakukan penandatanganan nota kesepahaman terkait pertanian.
Penandatangan MoU yang dilakukan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumsel R Bambang Pramono dan Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji dan sejumlah petinggi Kodam II Sriwijaya tersebut disaksikan langsung Gubernur Sumsel H Herman Deru.
Diketahui, kerjasama tersebut merupakan muara setelah ditetapkannya Sumsel menjadi salah satu daerah penyanggah ketahanan pangan nasional oleh Kementerian Pertanian (Kementan) RI. Dimana saat ini, Sumsel dipercaya pemerintah pusat mengelolah sejumlah anggaran untuk meningkatkan produktivitas pertanian melalui pengelolaan lahan.
“Ini konsekuensi dari food estate yang kita lakukan beberapa waktu lalu. Dengang pengelolaan ini, target kita yakni peningkatan produktivitas pangan,” kata Herman Deru, usai penandatanganan MoU yang digelar Auditorium Bina Praja Setda Provinsi Sumsel, Kamis (15/7).
Dia mengatakan, dipercayanya Sumsel oleh pemerintah pusat salah satunya karena rekam jejak Sumsel yang baik di sektor pertanian.
“Keseriusan baik dari Pemprov, kabupaten/kota dan pihak lainnya dalam mengelolah pertanian ini membuat Sumsel dipercaya mengelolah anggaran untuk peningkatan produktivitas pangan ini. Di Indonesia ini, hanya ada dua provinsi yang dipercaya,” katanya.
Pengelolaan lahan tersebut yakni peningkatan sawah lebak dan sawah pasang surut menjadi sawah irigasi teknis.
“Ketahanan negara terlihat dari ketahanan pangan. Sebab itu TNI dilibatkan agar lebih efektifitas dalam mencapai target. Apalagi TNI juga dinilai disiplin dalam segala hal,” tuturnya.
Dia menjelaskan, keterlibatan TNI sendiri tidak hanya sebatas pekerjaan konstruksi, namun juga dalam administrasi.
“Luas lahan baku sawah ini juga harus sinkron dengan data BPN/ATR. Saya harap TNI juga berperan sehingga upaya dalam peningkatan produksi pangan ini dapat mencapai target yang diinginkan.
Lebih lanjut dikatakannya, lahan yang akan dilakukan pengelolaan merupakan lahan pertanian di lima kabupaten, seperti Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, OKU Timur, Banyuasin, OKU Selatan.
“Daerah itu merupakan sebaran kick off pertanian. Kita segera bergerak,” tegasnya.
Melalui upaya ini, dia menargetkan, produksi beras di Sumsel dapat mencapai 5 juta ton dan Sumsel bisa menduduki tiga besar penghasil beras di Indonesia.
“Jika sebelumnya 2,7 juta ton beras, dengan ini kita menargetkan mencapai 5 juta ton. Dari posisi lima besar, mudah-mudahan kita bisa naik ke tiga besar,” imbuhnya.
Sementara intu, Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Jauhari Agus Suraji mengatakan, semua anggota TNI mulai dari Kodam, Korem, Kodim akan dilibatkan dalam pengelolaan lahan tersebut.
“Mekanismenya kita membantu dalam hal teknis dan operasional. Kita akan pelajari permasalahan di lapangan sehingga dapat mencapai target,” katanya.
Dia memastikan, pada Desember 2021 mendatang pengelolaan konstruksi tersebut dapat rampung dikerjakan.
“Target kita tidak lintas tahun. Artinya Desember harus selesai. Termasuk juga sinkronisasi data. Kita akan melakukan pembukaan lahan, irigasi dan lainnya,” pungkasnya.(Rill/RN)