“The No Fire Governor” Julukan Baru Alex Noerdin

waktu baca 3 menit
Kamis, 6 Apr 2017 20:36 0 183 Redaktur Pelita Sumsel
Singapore dukung KEK TAA
Singapore, Pelita Sumsel – Gubernur Sumsel H.Alex Noerdin mendapatkan julukan baru yaitu “The No Fire Governor” yang artinya  Gubernur Tanpa Asap. Hal ini sampaikan oleh audience saat H. Alex Noerdin menjadi keynote speaker pada The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resouces di The St. Regis Singapore. Kamis (6/4) .
Julukan baru ini bukan tidak beralasan, Alex Noerdin dinilai dapat mengajak mitra swasta dan lembaga Sosial Masyarakat (LSM) yang bersama pemerintah mengatasai kebakaran hutan dan lahan.
Dalam kesempatan ini H. Alex Noerdin yang merupakan satu – satunya Gubernur dari Indonesia yang diundang untuk hadir dalam pertemuan ini.
Gubernur Sumsel Alex Noerdin menjadi pembicara dalam The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources dan dilanjutkan dengan kunjungan Tim dari Singapore pada Agustus mendatang ke Sumsel.
Pada 11 April mendatang Gubernur Sumsel diminta menjadi keynote speaker dalam acara yang berkerjasama dengan JICA, KLHK dan BRG di Universitas Tokyo Jepang. Namun kali ini dengan isu bagaimana Mensiasati Peluang Bisnis di lahan Gambut yang berkearifan lokal. Kegiatan ini juga mendapat dukungan langsung dalam The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources  kali ini.
Para audiece dari The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources sendiri memuji keberanian Gubernur Alex Noerdin yang mengajak mitra internasional untuk dapat bersama  berdiskusi di Palembang pada The 1st Asia Bonn Challenge high Level roundtable meeting pada 9-10 mei mendatang di Sumatera Selatan.
Dalam The 4th Singapore Dialogue on Sustainable World Resources dibuka langsung oleh Prof. Simon tay selaku chairman Singapore Institute of international Affairs. Dalam kesempatan ini Gubernur H. Alex noerdin menjelaskan terkait penanggulangan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan khususnya. Menurut Gubernur bagaimana melibatkan stakeholder yang ada untuk bersama merestorasi lahan. Tercatat 2.700 lembaga independent menjangkau sekitar 5.500ha lahan yang ada di Sumatera Selatan. Ini merupakan organisasi independent terbesar di dunia yang keseluruhanya memiliki certifikat dari RSPO (The Roundtable on Suistainable Palm Oil).
Lanjutnya. Sejak june 2016 Indonesia peatland Organiszation Agency (BRG) telah berkerja sama dengan NGO dan komunitas lokal menjalankan restorasi lahan di Sumsel.
Sementara itu dalam pembicaraan bilateral antara Gubernur dengan  Mr.Masagos Zulkifli selaku Menteri Lingkungan dan Sumber air Singapura mengatakan Singapura siap bekerjasama terkait penanganan kebakaran hutan dan lahan restorasi. Tidak hanya itu pihak Singapura mendukung KEK Tanjung api – api karna di Singapore tidak memiliki lahan lagi.
Tidak hanya itu, Menteri yang ternyata keturunan Palembang ini sangat mengapresiasi upaya Gubernur Sumsel dalam penanganan karhutla. Untuk itu pihaknya memberikan bantuan dan dukungan terhadap upaya penanganan karhutla dan pelestarian hutan di Sumatera Selatan. (ril)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    LAINNYA