Erry Gustion: Membangun Mindset Penting Dari “Kaki”

waktu baca 4 menit
Jumat, 24 Feb 2017 05:04 0 276 Redaktur Pelita Sumsel

Catatan Bambang Yusantra (Tokoh Muda Sumsel)

Palembang, Pelita Sumsel-Perkenalan pertama dengan Erry Gustion terjadi dalam sebuah diskusi publik yang diadakan komunitas kelakar dengan tema “Mencari pemimpin alternatif kota palembang”

 

Dalam acara dialog itu saya mengetahui bahwa beliau merupakan inisiator penyelenggara program kepedulian sosial “Pembanguan Ratusan Kaki Palsu Gratis Untuk Penyandang Cacat Di Kota Palembang” sebuah salam perkenalan yang sangat WOW setidaknya menurut saya.

 

Dalam pernkenalan itu beliau mengemukakan temuan menarik, setelah mengadakan pembagian Kaki Palsu Gratis beberapa minggu kemudian bertemu dengen penerima bantuan (Kebetulan beliau mengingatnya) sedang tidak menggunakan kakinya dalam beraktivitas. terjadilah percakapan

 

E: bapak kmren menerima bantuan kaki palsu kan?

 

B : Iya pak

 

E: Lho kemana kaki nya kok tidak dipkai paka? kan lebih enak beraktivitas dengan kaki itu

 

B: Kalau pakai kaki, dagangan saya kurang laku pak, orang-orang tidak kasian

 

E: Diam kemudian berlalu pergi.

 

Menemui kasus seperti itu Erry menarik kesimpulan bahwa membangun mindset itu sangat penting bahkan harus diutamakan.

 

Sedikit banyak hal itu yang melatar belakanginya untuk terus mendidik dan membanun mindset orang-orang disekitarnya ketimbang memberi mereka “kaki”

 

Namanya Erry Gustion, SH,M.Kn Notaris kondang yang sejak muda sampai saat ini sangat aktif dalam kegiatan sosial dan organisasi diantaranya Ketua LCKI, Tokoh KOSGORO, Ketua Komite Pemuda Kebangsaan, Dan LEMHANAS RI. terlibat aktif menjadi pembicara dalam forum-forum diskusi di kota palembang

 

Beberapa minggu setelah kegiatan itu saya diajak bergabung oleh senior ke sebuah organisasi baru yang bernama Komite Pemuda Kebangsaan, yang kebetulan sekali beliau adalah Ketua Umumnya.

 

Dalam pertemuan dan diskusi intens diorganisasi itu saya berkesempatan untuk belajar dan mencoba mengenali beliau, walau masih jauh dari kata kenal setidaknya ada beberapa hal-hal menarik yang saya pelajari dari pemikiran dan keseharian beliau.

 

Pernah suatu malam disela-sela rapat beliau bercerita, Saat masih muda ada seorang petinggi menawari beliau untuk masuk partai tapi beliau menjawab “aku dak galak karena banyak ……… (alasan yang beliau kemukakan)”  dari situ saya melihat bahwa kak bowie (kami biasa memanggilnya) sejak muda sudah memiliki prinsip, hal yang sangat dibutuhkan oleh PALEMBANG hari ini.

 

Waktu yang lain beliau pernah bercerita lucu tentang masa lalunya yang sampai sekarang kami kenang dengan cerita Pintitwan karena cerita itu hampir semua yang ada diruangan tertawa puas sekali bahkan beberapa hari kemudian cerita itu masih membuat kami tertawa.

 

Selain Humoris dan teguh memegang Prinsip, kak bowie memang orang yang aktif berorganisasi dan dalam berorganisasi ada satu hal yang saya ingat dari beliau “Kalo beorganisasi ini jangan bebaris melok panjang betepuk melok rame! bae untuk apo?” artinya dalam setiap organisasi harus memberikan peran secara optimal apapun posisinya.

 

Banyak cerita-cerita lain yang lucu tapi mengandung hikmah, setidaknya bagi saya pribadi. Rasanya tidak habis kalau semuanya mau dituliskan.

 

Di organisasi KOMITE PEMUDA KEBANGSAAN ada beberapa hal tentang beliau yang harus diketahui tentang kepemimpinan dan program organisasi itu sendiri :

 

1. Di organisasi ini kak bowie memberikan keteladanan bahkan dari hal kecil dan sepele. Misal saat datang duluan kesekretariat dan melihat banyak gelas kotor beliau langsung membersihkannya sendiri tanpa membri tahu smpai ada yang bertanya. Sepele sebetulnya tapi keteladanan menjadi barang MAHAL pemimpin hari ini.

 

2. Melalui organisasi yang kami geluti, beliau mengajak kami mengadakan program “Sarapan kebangsaan” program bagi-bagi sarapan gratis sekaligus penggalangan tanda tangan pernyataan sikap NKRI Harga Matu. Sebuah program sederhana yang memiliki nilai sangat besar tentang arti Nasionalisme yang mulai tergerus hari ini.

 

Dua hal itu menurut beliau adalah contoh kecil untuk membangun mindset yang benar dalam diri seseorang. karena kalau Mindsetnya sudah benar perubahan hanya soal waktu. Walaupun itu bukanlah pekerjaan ringan. Semoga kita tergolong ke dalam orang yang memiliki mindset benar.(red)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    LAINNYA