SKK Migas Sumbagsel Sosialisasi Kegiatan Hulu Migas di Era Normal Baru

waktu baca 5 menit
Rabu, 28 Okt 2020 23:55 0 170 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel – SKK Migas Perwakilan Sumbagsel melaksanakan Forum Operasi yang merupakan agenda rutin tahunan sebagai wadah sharing knowledge bagi KKKS, para pemangku kepentingan dan juga para akademisi yang ada di wilayah Sumbagsel.

Di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda dunia, SKK Migas Perwakilan Sumbagsel tetap melaksanakan forum ini Selasa(27/10) secara virtual guna memberikan informasi yang seluas-luasnya baik kepada pelaku industri hulu migas maupun masyarakat  umum, bahwa industri ini mencoba untuk beradaptasi dan tetap terus berjalan serta berkelanjutan di tengah kelaziman baru akibat pandemi Covid-19 dan mencoba mengantisipasi berbagai kendala yang muncul ke depannya sebagai upaya untuk mencapai target second golden era 1 juta BOPD di tahun 2030.

Kegiatan ini melibatkan tiga narasumber yaitu Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin, yang membahas terkait Strategi Industri Hulu Migas di Era Kenormalan Baru : Road to 1 MBOPD in 2030. Berikutnya Kapolda Sumatera Selatan yang diwakili oleh Direktur Pamobvit Polda Sumsel, Kombes. Pol Mirzal Alwi S.Ik berbicara mengenai Strategi Pengamanan Objek Vital Nasional Pada Masa Pandemi dan HSE Superintendent KKKS Seleraya Merangin Dua, Denny Sukmaputra yang menyampaikan informasi Survei Seismik Akuisisi di era normal baru (new normal).

Selain ketiga pembicara tersebut, forum ini juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan SKK Migas Sumbagsel, Adiyanto Agus Handoyo yang sekaligus membuka acara ini secara resmi,                         200 Peserta lebih dari berbagai latar belakang mulai dari pekerja SKK Migas, KKKS, Jajaran Kepolisian di Wilayah Sumsel dan Jambi, Media hingga Mahasiswa dan Mahasiswi dari berbagai Universitas di Sumsel serta Jambi juga hadir dalam forum ini. Dalam sambutannya,                      Adiyanto Agus Handoyo menyampaikan banyaknya tantangan yang dihadapi industri hulu Migas dalam memenuhi target angka produksi pada masa ini, selain masalah pandemic covid-19, ada hal lain yang menjadi tantangan industri hulu migas yaitu natural decline rate produksi, turunnya permintaan (demand), turun nya harga minyak serta isu terkait tenaga kerja yang perlu mendapat perhatian baik bagi pelaku industri hulu Migas ataupun para pemangku kepentingan, dan yang tidak kalah penting adalah faktor keamanan dalam keberlangsungan kegiatan usaha hulu Migas.

“Namun demikian ditengah tantangan tersebut kami, SKK Migas – KKKS akan terus beradaptasi dalam  melakukan kegiatan eksplorasi dan juga eksploitasi, baik itu dengan kegiatan survei seismik, pemboran, kerja ulang dan perawatan sumur demi memenuhi komitmen dalam mencapai target angka produksi yang telah ditetapkan,” tutup Adiyanto. 

Deputi Perencanaan SKK Migas, Jaffee Arizon Suardin dalam paparan materinya menyampaikan bahwa selama adanya pandemi tidak dapat dipungkiri memang industri hulu migas dalam hal ini SKK Migas dan KKKS sangat merasakan dampaknya. Namun demikian, hal tersebut tidak menutup langkah bagi SKK Migas dan KKKS untuk tetap melakukan berbagai kegiatan. Hal ini dibuktikan dengan berjalannya beberapa kegiatan besar yang dilakukan KKKS salah satunya ialah Survei seismik 2D terpanjang se- Asia Pasifik oleh SKK Migas bersama KKKS PHE Jambi Merang.

“Ini merupakan bentuk komitmen yang membanggakan sekalipun ditengah pandemi namun survei seismik yang mencakup 35 cekungan ini dapat diselesaikan kurang dari satu tahun pengerjaan,” ujar Jaffee. Dalam kesempatan ini Jaffee menjelaskan bahwa dalam kegiatan hulu migas, SKK Migas dan KKKS berupaya meningkatkan produksi migas dengan cara selalu bertransformasi secara perlahan terkhusus dalam upaya mencapai target di tahun 2030 mendatang. Ibarat dianalogikan penggambaran transformasi ini sama halnya bagaimana seekor ulat yang akhirnya dapat menjadi kupu-kupu yang Indah. Begitulah proses, dari study G&G, survei yang dilakukan, proses pengeboran sumur hingga hasil produksi yang didapatkan nantinya diharapkan mampu mencapai apa yang menjadi target didepan mata, “perlahan, namun proses transformasi itu berlangsung dan berjalan dengan pasti,” imbuhnya. Selain itu, ia juga menambahkan bahwa dalam peningkatan produksi migas ini juga ada empat strategi utama yang dijalankan SKK Migas yakni Maintaining Existing, transformasi Reserve to Production, Enhanced Oil Recovery (EOR) dan Eksplorasi yang massive.

Tak kalah menarik dengan paparan Deputi Perencanaan SKK Migas, dari sisi pengamanan                Dir. Pamobvit Polda Sumsel menyampaikan ada beberapa permasalahan yang dihadapi selama masa pandemi ini seperti belum adanya SOP yang terpadu, belum optimalnya koordinasi dan komunikasi antara pengelola obvitnas dengan Polri, pemutusan hubungan kerja dan banyak faktor lainnya.

“Kami rasa ditengah banyaknya tantangan yang kita hadapi saat ini, langkah strategis yang perlu diterapkan adalah meningkatkan kerja sama dan koordinasi yang baik antar stakeholder mulai dari Polri, ormas, perusahaan, pemerintah daerah dan juga perlu ditingkatkannya lagi terkait security awareness” ujar Mirzal. Ia juga menyampaikan bahwa meningkatnya gangguan keamanan diwilayah objek vital nasional ini, terutama untuk kasus pencurian migas, dipicu oleh beberapa hal antara lain adanya hubungan yang terjalin kurang selaras antar berbagai pihak sehingga perlu adanya usaha kembali dari semua lini untuk menyelaraskan hal ini sehingga pemahaman terkait pentingnya menjaga objek vital nasional ini dapat dipahami bersama.

Sementara itu pada sesi terakhir pemaparan materi, KKKS Seleraya Merangin Dua sebagai salah satu KKKS yang menjaga komitmen untuk terus melakukan kegiatan hulu migas untuk menjaga ketahanan energi nasional ditengah kondisi saat ini, memberikan tips dan trik dalam melaksanakan survei seismik 3D & 2D di masa new normal yang penuh tantangan ini. HSE Superintendent, Denny Sukmaputra melalui paparannya menyampaikan bahwa Seleraya Merangin Dua akan sangat menjaga komitmen dalam melaksanakan pekerjaan eksplorasi ditengah masa pandemi ini dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan yang ketat sebagai bentuk usaha pencegahan penyebaran covid-19.

“Seperti yang kita ketahui bersama pekerjaan survei seismik ini membutuhkan banyak personil bahkan bisa mencapai ratusan orang. Seleraya Merangin Dua dalam pelaksaan pekerjaannya aktif berkoordinasi dengan Satgas Covid-19, Pemda setempat dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan seismik dan aktif mensosialisasikan protokol covid-19 selama kegiatan. Hal ini kami lakukan dengan tujuan agar tidak muncul cluster baru dari kegiatan yang kami lakukan. Sehingga harapan kami kegiatan tetap berjalan dengan baik, mendapat data dengan kualitas yang bagus, keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja tetap terjaga dengan baik pula,” ungkap Denny menutup sesi paparan materi. 

Forum dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta dan narasumber yang berjalan secara interaktif dan dipandu oleh moderator. Dengan berjalannya forum ini diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi pelaku industri hulu Migas, pemangku kepentingan dan akademisi serta semua peserta forum terkait bagaimana kegiatan yang berjalan di dunia Hulu Migas, yang juga dituntut untuk beradaptasi dengan pandemi covid-19 saat ini sehingga dapat mencapai target yang sudah ditetapkan Pemerintah “Road to 1 MBOPD by 2030”. (jea/rls)

LAINNYA