Musirawas, Pelita Sumsel – Insfrastruktur jalan merupakan organ vital bagi perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Tak hanya mampu memperlancar akses keluar masuk daerah, infrastruktur jalan yang memadai dinilai mampu meningkatkan geliat ekonomi masyarakat.
Dengan mulusnya jalan penghubung antar desa, antar kecamatan hingga antar kabupaten maka akses ekonomi pun terbuka dengan sendirinya. Investor tidak segan-segan akan menanamkan modalnya untuk berinvestasi.
Bila hal ini terwujud, tak hanya Pendapatan Asli Daerah (PAD) saja yang terdongkrak, namun pembangunan ekonomi desa pun akan bergerak kearah lebih baik.
Ironisnya di usia yang menginjak 77 tahun, kondisi jalan di wilayah Kabupaten Mura masih memprihatinkan. Dari 1.420, 49 KM panjang jalan di Mura, data akhir 2019 mencatat 232,79 KM jalan dalam kondisi rusak berat, 161,36 KM dalam kondisi rusak ringan. Hanya 739,38 kilometer jalan dalam kondisi baik dan 286,96 kilometer kondisi sedang.
Kondisi kerusakan terparah sebagian besarnya ada di wilayah Kecamatan BTS Ulu Cecar. Bahkan kondisinya seperti kubangan kerbau. Untuk bisa melalui jalan di wilayah itu, warga harus menggunakan kendaraan double gardan agar perjalanan tidak terganggu.
Tak hanya di BTS Ulu Cecar, kondisi jalan di Kecamatan Megang Sakti pun banyak juga dalam kondisi rusak berat. Bahkan pengerjaan jalan menjelang suksesi Pilkada Mura terkesan asal jadi.
Merujuk dari keluhan masyarakat inilah, calon Bupati dan Wakil Bupati Mura, pasangan Hj Ratna Machmud dan Hj Suwarti menawarkan visi dan misi untuk memuluskan jalan di 14 kecamatan, hanya dalam kurun waktu satu periode.
“Infrastruktur jalan itu penting bagi masyarakat. Tak hanya memperlancar akses keluar masuk daerah namun mampu meningkatkan ekonomi masyarakat,” jelas Ratna.
Bila dilihat dari jumlah APBD Kabupaten Mura yang hanya berkisar lebih kurang Rp 1,7 trilyun, tentu bukan hal baru bila kondisi jalan masih banyak yang rusak berat atau bahkan belum tersentuh pembangunan sama sekali.
Untuk itu dibutuhkan peran dari pemimpin bertangan dingin yang punya strategi-strategi jitu agar Pemkab Mura tetap membangun hingga ke pelosok desa.
“Kalau hanya mau mengelola APBD untuk membangun, anak SD pun mampu. Guna jadi pemimpin itu untuk memecahkan masalah dan mencari solusi meski anggaran tidak mendukung. Lah sementara Mura anggarannya lumayan besar jadi tinggal bagaimana kita pandai-pandai mengaturnya,” tambah dia.
Bila terpilih kelak, Ratna-Suwarti berjanji akan menyelesaikan persoalan transportasi jalan yang menjadi masalah utama di Mura dari tahun ke tahun .
“Satu periode saja jalan di 14 kecamatan dalam wilayah Kabupaten Mura sudah mulus. Tinggal bagaimana kita mengaturnya, ada banyak solusi yang bisa diterapkan. Salah satunya dengan memakai pola pembangunan tahun jamak,” jelasnya.
Ratna juga menilai, penggalian sektor-sektor PAD diwilayah Kabupaten Mura saat ini masih belum maksimal. Padahal Mura terkenal dengan sumber daya alam (SDA) yang melimpah.
“Bila sektor PAD digali secara maksimal, maka secara otomatis APBD akan meningkat dan secara tidak langsung akan berimbas pada gencarnya pembangunan dilakukan,” tambahnya.
“Ya harus pandai-pandai melobi pemerintah pusat agar anggaran di pusat digelontorkan daerah, jangan hanya menunggu sehingga progres pembangunan bisa dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan,” pungkasnya. (wito)