Palembang, Pelita Sumsel – Wisata halal merupakan sektor pariwisata yang berpotensi memberikan keuntungan bagi Kota Palembang dengan potensi biaya hidup satu orang selama berlibur mencapai Rp5 juta perhari.
Menurut Kepala Dinas Pariwisata Kota Palembang Isnaini Madani, wisata halal itu artinya bisa memberikan kenyamanan bagi wisatawan Mancanegara Muslim untuk bisa beribadah di tempat-tempat wisata atau pusat kuliner yang telah tersertifikasi.
Keunggulan wisata halal itu jelas bahwa makanan di hotel atau pusat kuliner itu higienis karena konsep halal itu juga menuntut kebersihan.
“Apa yang menurut kita sudah layak justru tuntutan turis muslim lebih tinggi dari itu. Mereka punya standarnya sendiri, maka itu kami bimbing pengusaha wisata dan wisata kuliner hari ini untuk bagaimana langkah menuju sertifikasi halal,” ungkap Isnaini dalam Seminar Pariwisata halal di Hotel Grand Zuri Transmart, Rabu (30/10/2019).
Kegiatan tersebut merupakan program lanjutan Desember tahun lalu yang lebih mendetail mengenai kuliner halal. Dimana pihaknya telah membentuk tim halal serta menggandeng Disbudpar Sumsel, MUI Kota Palembang, dan MUI Provinsi Sumsel.
“Palembang identik dengan wisata kuliner, tahun ini pula Palembang menerima Anugreah predikat Kota Kreatif Indonesia untuk subsektor kuliner. Karena itu tanggung jawab berat yang kita topang harus mempertahankan predikat tersebut,” bebernya.
Secara indeks global, wisatawan muslim masuk 3 besar sebagai wisatawan yang paling berpotensi di dunia untuk berkunjung/berwisata ke berbagai negara dibawah China dan Amerika Serikat.
“Tahun 2023 mendatang target 5 persen saja dari wisatawan muslim masuk ke Palembang dari 5 juta wisatawan muslim dari negara Arab Saudi, Kuwait, dan lain sebagainya. Dari 5 persen ini satu orang menghabiskan Rp5 juta rupiah perhari mereka bisa menyumbang PAD dan devisa yang tinggi untuk Palembang,” pungkasnya.(don)