PALEMBANG, PelitaSumsel.com – Indonesian Learning Training and Education Centre (ILTEC) kembali menggelar kegiatan untuk meningkatkan kualitas guru-guru Provinsi Sumatera Selatan. Sebelumnya ILTEC telah melakukan kegiatan seminar dan pelatihan penelitian tindakan kelas, penulisan karya tulis ilmiah dan lainnya. Kali ini ILTEC mengadakan training motivasi yang bertemakan seni mengatasi dan mengelola masalah hidup bagi Guru. Training motivasi ini dilaksankan di SMKN 5 Palembang, Jumat (28/10) yang bertepatan dengan hari Sumpah Pemuda.
Dijelaskan Direktur ILTEC Apit Fathurohman, S. Pd., M.Si atau biasa di sapa dengan Kang Apit bahwa kegiatan ini diharapkan apa yang disampaikan oleh trainer tadi dapat diimplementasikan di kelas sehingga nantinya dapat meningkatkan proses dan hasil belajar peserta didik.
“kita ingin kegiatan ini nantinya dapat di implementasi oleh para guru, serap ilmu dari trainer” kata Kang Apit.
Senada dengan Kang Apit, Kepala sekolah SMKN 5 Palembang Drs. Zulfikri, M. Pd saat membuka kegiatan Training Motivasi menjelaskan kegiatan ini demi mutu guru di SMKN 5 agara nantinya menerapkan kepada murid-murid
“Kegiatan ini suatu yang baik, berharap dengan kegiatan ini dapat meningkatkan kinerja para guru di SMK sehingga dapat memberikan imbas positif bagi peserta didiknya, guru nya bagus kemungkinan peserta didiknya juga akan bagus” Ujar
Motivator nasional yakni Husen Sutisna, SP., M. Si, saat memaparkan bahwa membangun kesadaran penting dan berharganya menjadi guru, membangun paradigma dan alasan kuat menjadi guru, bagaimana menjadi nguru tangguh berhati cahaya dan action (guru tangguh). dicontohkan Saat kota Horisima dan Nagasaki di Bom Atom, yang mengakibatkan kerusakan total 70.000 sampai 80.000 dari jumlah 255.000 penduduk Horishima diperkirakan tewas seketika, maka Jepang terpaksa menyerah kepada sekutu, dan setelah itu kaisar Hirohito mengumpulkan semua jendral yang masih hidup dan menanyakan kepada mereka “berapa jumlah guru yang tersisa?” begitulah Jepang yang tahu percis apa yang harus dipersiapkan atau dilakukan untuk jepang bangkit dari keterpurukan.
“Bertapa bernilainya seorang guru di mata kaisar saat itu sama seperti bernilainya guru saat ini. Jepang menjadi negara maju seperti saat ini tak lepas dari pengaruh dan campur tangan guru. Untuk menjadi guru profesional guru hendaknya mengikuti perkembangan zaman, menyesuaikan dengan kondisi saat ini” Paparnya
selanjutnya Husen mencontohkan dengan perilaku atau kebiasaan sehari-hari saat ini, dari penggunaan gadget dulu sebelum banyak gadget kalo bertemu langsung ngobrol atau berdiskusi tapi sekarang kalo berkumpul masing- masing sibuk ddngan gadgetnya.
“Tidak ada yang kekal kecuali perubahan itu sendiri. Tinggal pilih mau jadi lebih baik atau buruk. Guru yang profesional ada guru yang dapat melakukan perubahan-perubahan yang lebih baik dan beradaptasi dengan perubahan zaman” Tutupnya (ril/daf)
Tidak ada komentar