PALEMBANG, Pelita Sumsel– Manajemen Sriwijaya FC (SFC) segera melaunching Pro Elit Akademi, wadah pembinaan pemain muda dari kelompok umur 16 tahun (U-16) yang dibentuk berdasarkan aturan yang dibuat oleh Liga Indonesia Bersatu (LIB).
Direktur Pengembangan Usia Dini SFC, Bambang Supriyanto menerangkan, Pro Elit Akademi ini merupakan pembinaan yang harus dimiliki setiap klub profesional di tanah air. Karena, klub harus mempunyai pembinaan yang ber berkesinambungan dari tim junior hingga ke senior, mulai dari U- 14, 16, 19 dan 21 hingga mencapai tim senior.
“Ada target yang akan dibangun PSSI untuk masa depan sepakbola, dan semua akan mencapai target pada tahun 2025 melalui proses pembinaan yang terukur dan terstruktur. Artinya, target semuanya dibebankan pada anak-anak pada usia 14 dan 16 saat ini. Bukan juga berarti kompetisi saat ini kurang bermutu, hanya saja kita akan menekankan pada target di 2025, agar sepakbola Indonesia bisa sejajar dan berbicara di kancah internasional. Jadi, memang kita tekankan pada anak-abak Pro Elit Akademi yang sekarang ini,” terangnya.
Bambang menjelaskan, launching SFC Pro Elit Akademi ini sendiri Insya Allah akan dibarengi dengan luanching SFC U -19 sebelum lebaran, yang akan dikemas sedemikian rupa, hingga ada games antara Pro Elit Akademi versus U-19. Bahkan, nanti ada beberapa pemain senior yang terlibat dalam games tersebut.
“Untuk tim pelatih pada Pro Elit Akademi, sudah ditunjuk Pelatih Kepala nya Fauzi Toldo. Kita juga sudah tahu kapasitas dan pengalaman beliau dalam menangani tim junior. Terakhir pada Porprov 2017, Fauzi Toldo membawa Pagaralam menjadi juara cabor sepakbola,” jelasnya.
Tangan diingin Fauzi Toldo ini, papar Bambang, sangat dibutuhkan menggodok anak – anak muda Sumsel. Apalagi, Fauzi Tuldo juga pernah menjadi penjaga gawang utama Sriwijaya FC beberapa tahun lalu. Tujuan manajemen, tentu ada estafet prestasi, dari senior ke junior ini, dari U – 19 ke U – 16 kemudian ke U-14.
Untuk pencarian bakat U-16 Pro Elit Akademi ini, ungkapnya, manajemen bekerja sama dengan FOPSSI, yang membawahi beberapa sekolah sepakbola (SSB) terbaik yang ada di Sumsel. “Jadi kita ambil pemain – pemain dari berbagai SSB di Sumsel ini dengan parameter – parameter tertentu. Karena kita ada target, jadi kita menentukan siapa saja yang berhak masuk dalam Pro Elit Akademi ini. Kita tidak asal pilih, tim pelatih juga melakukan pemantauan yang sangat ketat. Pemantauan itu mulai dari fisik, teknik dan visi bermain atau pemahaman dalam sepakbola,” ungkapnya.
Bambang menambahkan, saat ini sudah terkumpul 25 pemain, namun idealnya manajemen akan mencari hingga 30 pemain, dengan memberlakukan sistem promosi degradasi. “Tapi anak – anak yang sudah tergabung dalam 25 orang pemain ini, tidak automaticly be a members of SFC. Dalam perjalanannya, kalau mereka tidak mampu bersaing dengan sesama mereka, otomatis tim pelatih akan mendegradasi dengan aturan poin – poin,” tandasnya. (Fly)