Buk Ida Pemimpin Yang Getol Meloby ke Pusat

waktu baca 3 menit
Selasa, 1 Mei 2018 15:33 0 140 Redaktur Pelita Sumsel

Pagaralam, Pelita Sumsel – Majunya pembangunan di Kota Palembang tak lain lantaran Gubernur Sumsel H Alex Noerdin getol melakukan loby ke pusat agar dana bisa turun. Alhasil, pembangunan venus olahraga dikawasan Jakabaring bisa terwujud. LRT sebentar lagi bisa dinikmati masyarakat. Dana yang digunakan merupakan bantuan pusat. Selasa (1/5)

Tak mengandalkan dana APBD untuk pembangunan yang diterapkan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin juga diikuti Walikota Pagaralam periode 2013-2018 dr Hj Ida Fitriati Basjuni. Hasilnya, pembanguan Irigasi Lematang yang memakan dana ‎Rp273 miliar berhasil dilakukan. Perbaikan Jembatan Endikat dan Jalan Liku Lematang Indah. Program BSPS untuk rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Jika tidak diyakinkan pemerintah pusat enggan mengucurkan dana untuk pembangunan Kota Pagaralam.

Bahkan, yang tinggal menunggu waktu lantaran upaya Buk Ida berhasil meyakinkan Kementerian PU adalah untuk membangun Jembatan Layang Lematang yang memakan dana hampir setengah triliun. Jika mengandalkan APBD maka jelas itu tidak akan terwujud. Ini adalah bukti bahwa Buk Ida adalah seorang pemimpin yang getol meloby kepusat agar pembangunan bisa terwujud.

Sama halnya dengan pembangunan Bandara Atung Bungsu. Jika tidak mengandalkan bantuan pemerintah pusat dan provinsi, niscaya pesawat Transnusa, Wings Air, Susi Air, Grand Caravan dan Avia Stars bisa mendarat di Kota Pagaralam.

Gubernur Sumsel H Alex Noerdin pada saat sosialisasi Asian Games di Lapangan Merdeka mengharapkan agar pemerintah daerah tidak terpaku akan dana APBD. Hal ini dikarenakan banyak dana pusat yang bisa dimanfaatkan untuk pembangunan daerah.
“Untuk membangun daerah jangan hanya mengandalkan APBD. Banyak dana yang bisa diturunkan kedaerah, jika pemimpinnya seperti Gubernur, Walikota dan Bupati bisa meyakinkan,” tegasnya.

Sementara itu, Walikota Pagaralam periode 2013-2018 dr Hj Ida Fitriati Basjuni mengatakan, untuk APBD Kota Pagaralam mencapai Rp700 miliar lebih dan tahun 2018 defisit kembali menjadi Rp500 miliar. Dana itu hampir 60 persen untuk belanja langsung atau gaji pegawai. Jika mengandalkan dana APBD, maka pembangunan di Kota Pagaralam tidak akan bisa menyamai daerah lain.
“Untuk itulah, saya bersama SKPD dilingkungan Pemkot Pagaralam getol meloby untuk meyakinkan pemerintah pusat agar bisa mengucurkan dana untuk pembangunan di Kota Pagaralam,” tegas Buk Ida.

Dijelaskannya, upaya meloby kepusat ini tidaklah mudah. Beruntung, Kota Pagaralam sebagai kota Pariwisata dan Agribisnis menjadi modal utama sehingga pemerintah pusat yakin. Alhasil, pihaknya berhasil membawa dana Rp273 miliar untuk membangun Irigasi Lematang, Rehab Rumah Tak Layak Huni, dan Rp500 miliar untuk pembangunan Jembatan Layang Lematang.
“Jadi saya keluar kota itu bukan jalan-jalan. Saya berjuang agar dana bisa kita bawa untuk membangun Pagaralam ini. Alhamdulillah, hasilnya sudah dapat dirasakan masyarakat Pagaralam,” pungkasnya. (Ar)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA