Palembang, Pelita Sumsel-Calon wakil gubernur Sumatera Selatan Mawardi Yahya memberikan pengarahan kepada para pengurus Partai Hanura se-Sumsel pada acara Rakorda Pemenangan Herman Deru – Mawardi Yahya di Hotel Gakaxy, Musi II, Palembang, Sabtu malam (10/2). Dalam arahannya Bupati Ogan Ilir pertama yang menjabat dua periode dan berhasil membangun kabupaten pemekaran ini menyatakan secara gamblang bahwa pemerintahan provinsi Sumsel yang dipimpin gubernur Alex Noerdin selama sepuluh tahun banyak gagalnya. “Ini kritik, mungkin tajam tetapi harus disampaikan agar publik tahu, Indeks Pembangunan Manusia atau IPM Sumsel itu tidak pernah lebih tinggi dari IPM nasional, kemiskinan Sumsel lebih parah, kita ini provinsi terkaya kelima tetapi masuk dalam kategori termiksin, lebih miskin Sumsel dari Indonesia,” ujarnya.
Mawardi Yahya menantang siapa saja untuk membantah data yang sangat mudah diakses dimana saja. Menurutnya yang disebut zaman now adalah zaman dimana data tak bisa disembunyikan apalagi dimanipulasi. Apa yang mau ditutupi di sini ternyata terbuka di sana, begitu sebaliknya. Mawardi menambahkan, Sumsel pernah jadi lumbung energi nasional tetapi kini kekurangan pasokan listrik. Demikian juga tingkat kemudahan bisnis di Sumsel sangat rendah. Rangking kemudahan berbisnis Sumsel berada dibawah rata-rata nasional dan menempati posisi ke-8 terendah dari 33 provinsi, artinya Sumsel tidak menarik bagi investor. “Yang paling menyedihkan adalah didapati data bahwa Sumsel merupakan provinsi yang paling rendah menganggarkan dana pendidikan. “Anggaran pendidikan yang seharusnya dialokasikan sebesar 20 persen dari APBD ternyata hanya dianggarkan 2 persen tahun 2016 lalu. Ini ada datanya, silakan googling. Jadi pantas saja sekolah gratis mati suri,” ujarnya.
Mawardi meminta semua pihak untuk tidak emosi membaca data. Justru data yang ada harus jadi alat ukur bersama bagaimana memperbaiki ke depan. Ia dan calon gubernur Herman Deru akan membangun tradisi menyusun dan merealisasikan program berbasis data, demikian juga evaluasi dan monitoringnya, akan berpijak pada data. Karenanya Mawardi meyakinkan, perubahan dan perbaikan tak bisa ditunda, Sumsel harus diperbaiki, Sumsel harus berubah, Sumsel harus maju.
Sementara itu calon gubernur Herman Deru yang tiba belakangan menyatakan, ia bersama Mawardi Yahya cukup punya pengalaman memimpin daerah masing-masing. Tanpa bermaksud menyinggung daerah manapun, Deru mengatakan Kabupaten OKU Tinur yang dipimpinnya pernah mendapat penghargaan dari presiden SBY karena berhasil menurunkan angka kemiskinan sampai di bawah 10 persen. “Angka kemiskinan Sumsel 13,10 persen sekarang, lebih tinggi dari nasional yang ada di kisaran 10,12 persen. Presiden Jokowi itulah yang gemilang, Beliau mampu menurunkan angka kemiskinan nasional. IPM nasional juga lebih tinggi dari Sumsel. Ini pekerjaan rumah besar. Jadi kami akan contoh dan jalankan program pengentasan kemiskinan Presiden Jokowi di Sumsel,” pungkasnya. (ril)