Hal demikian memicu perhatian nasional bahkan international, terbukti, dengan diadakannya Workshop Natural Capital Protocol, yang bertempat di Hotel Aston Jum’at (27/30) Kemarin. Workshop tersebut merupakan suatu metodologi yang diakui secara nasional dan internasional, untuk mengevaluasi nilai bentang alam sebagai dasar investasi dalam perlindungan hutan dengan mengaitkan nilai dari sumber daya alam dengan evaluasi potensi dan resiko.
Kegiatan itupun langsung mendapat apresiasi penuh dari Pemerintah Provinsi Sumsel. Sekretaris Daerah Sumsel H. Nasrun Umar mengatakan, Sumsel adalah provinsi pertama di Indonesia yang dipilih untuk menerapkan model tersebut, dimana dapat menjadi suatu kerangka kerja dengan mengilustrasikan peran ekonomi, sosial dan lingkungan yang berkelanjutan dari suatu bentang alam.
Model ini pula menurutnya, bisa dimanfaatkan sebagai salah satu acuan dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengelolaan bentang alam tersebut.
“Dengan demikian kita dapat mengetahui nilai dari suatu sumberdaya alam, sehingga kita tidak sembarangan untuk mengeksploitasinya tanpa diikuti dengan pelestarian,” ungkapnya
” Diharapkan dengan adanya model ini dapat menjadi acuan dukungan pendanaan investasi mitra international dalam bentuk trust fund,” harapnya
Apalagi, lanjut Sekda, lokasi yang dipilih adalah lokasi yang sangat tepat yakni di Taman Nasional Sembilang, yang juga atas kerjasama dengan LIPI akan menjadi Cagar Biofer. Lokasi tersebut merupakan pilot proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang- Dangku yang dilaksanakan oleh ZSL atas dukungan UKCCU, NICFI, IDH, Yayasan Belantara serta mitra green growth lainnya, mengingat kegiatan ini menjadi model nasional dan internasional.
“Kita semua berharap agar semua yang direncanakan pada workshop ini akan berhasil dengan baik. Mohon dukungan sekalian agar dalam penyelenggaraan Asian Games ke-18 bebas dari asap dengan keberhasilan dari restorasi hutan gambut,” pungkasnya
Hadir dalam kesempatan ini, Executive Director Of The Indonesia Business Coalition On Sustainable Development Budi Santosa, Kepala Balai Penelitian KLHK Ir. Tabroni. M.SI (yf)