Sekayu, Pelita Sumsel – Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah menggelar Rapat Koordinasi Penghapusan Kemiskinan Ekstrem dan Konvergensi Stunting Tahun 2023, bertempat di Ruang Rapat Serasan Sekate, Jumat (5/5/2023).
Pada kesempatan tersebut, Kepala Bappeda Kabupaten Muba Sunaryo SSTP MM dalam laporannya menyampaikan bahwa Rapat Koordinasi ini dilaksanakan atas dasar Instruksi Presiden Nomor 04 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem, yang didalamnya terdapat amanat untuk menghapus kemiskinan ekstrem dengan target nol (0) persen pada tahun 2024.
Sunaryo menambahkan, tujuan dilaksanakannya kegiatan Rakor ini adalah untuk menyamakan persepsi terkait perumusan data pusat, penerima manfaat program yang didasarkan pada Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
“Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Muba dari Tahun 2010-2022 terus menunjukkan tren menurun. Pada tahun 2022,dengan luas wilayah 14.265,96 km2 (15% dari luas Prov. Sumsel) dan jumlah penduduk lebih dari 600 ribu jiwa, Persentase penduduk Miskin di Kabupaten Muba menempati urutan ke-3 setelah Kabupaten Muratara (18,45%) dan Kabupaten Lahat (15,61%) yaitu sebesar 15,19%,”paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Muba dr Azmi Dariusmansyah MARS menyampaikan, bahwa Dinkes telah melakukan intervensi spesifik dan sensitif serta konvergensi program/kegiatan dalam mencapai penurunan prevalensi stunting (14% pada tahun 2024) sesuai dengan lokus yang telah ditetapkan (SK Bupati nomor 308/KPTS/Bappeda/2022, tentang penetapan desa lokasi fokus intervensi penurunan stunting yang terintegrasi di Kabupaten Muba 2023) serta menggunakan data e-PPGBM/analisa situasi untuk mengintervensi keluarga berisiko stunting.
Lanjut Azmi, Pemkab Muba melalui Dinkes telah dilaksnakan program percepatan intervensi keluarga berisiko stunting melalui program “Muba Peduli Stunting”. Salah satu kegiatan pada program Muba Peduli Stunting adalah pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis pangan lokal untuk ibu hamil KEK dan balita gizi kurang termasuk stunting, baik tingkat kabupaten ataupun desa yang kemudian dikenal dengan nama “Bunda AS” (Bunda Anak Sehat).
“Bimbingan dan pendampingan anak stunting. Pemberian makanan tambahan (PMT) berbasis kearifan lokal lebih efektif memperbaiki keluarga dan masyarakat dalam mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang yang disertai dengan
konseling gizi dan pendampingan. Selain lebih efektif PMT akan menstimulasi kesinambungan pemberian makanan bergizi di masyarakat,”ujarnya.
Dalam arahannya, Pj Bupati Muba H Apriyadi menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Para Kepala OPD, Camat dan Stakeholder lainnya yang terlibat dalam Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kabupaten Muba dalam upaya menanggulangi kemiskinan di Tahun 2022, sehingga Angka Kemiskinan di Tahun 2022 mengalami penurunan. Sejalan dengan hal tersebut, angka Stunting Kabupaten Muba Tahun 2021 dan 2022 mengalami penurunan, dari 23,0 % menjadi 17,7 %.
“Namun demikian, capaian ini tidak serta merta membuat kita berpuas diri dalam upaya menurunkan angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat di Kabupaten Muba, mengingat target angka kemiskinan Kabupaten Muba tahun 2023 yaitu 1 % dan untuk Tahun 2024 angka kemiskinan Ekstrem di Kabupaten Muba ditargetkan menjadi 0% yang juga merupakan target Nasional,”bebernya.
Lebih lanjut Apriyadi mengajak seluruh rekan-rekan OPD selaku Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah, untuk bersama-sama menurunkan angka kemiskinan. ”Saya titip kepada rekan-rekan di kecamatan untuk optimalkan peran perangkat desa dan kelurahan, untuk mengoptimalkan peran RT-nya, terutama dalam men-check atau memvalidasi kembali data real kemiskinan yang ada di desa dan kelurahan”, pinta Apriyadi.