Jakarta, Pelita Sumsel – Satuan Kerja Khusus PelaksanaKegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas)kembali menyelenggarakan CEO Forum di tahun 2022. Kegiatan ini adalah keempat kali sejak diselenggarakantahun 2020, serta kedua kali untuk tahun 2022. Penyelenggaraan CEO Forum ini dilaksanakan secaraluring di kantor SKK Migas, Wisma Mulia Jakarta (11/7) dan dihadiri oleh para pimpinan tertinggi/CEO KontraktorKontrak Kerja Sama (KKKS).
“Kita semua, SKK Migas dan KKKS berada pada kapalyang sama, berada pada arah dan tujuan yang sama, maka dari itu segala hal yang menjadi hambatan mestidicarikan solusi dan saling terbuka diantara kita semua. Untuk itu pada CEO Forum kedua tahun ini, kita semuaharus saling terbuka, jika ada hambatan yang dialami olehKKKS agar disampaikan secara terbuka, SKK Migas akanmembantu mencarikan penyelesaian”, kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto pada pembukaan kegiatan CEO Forum ke-4 ditahun 2022 yang diselenggarakan di WismaMulia Jakarta (11/7).
Kepala SKK Migas menyampaikan bahwapenyelenggaraan CEO Forum yang kedua kalinya di tahun 2022, dilakukan di pertengahan tahun, agar memungkinkan kita untuk mereviu potret kinerja setengahtahun pertama kegiatan hulu migas di tahun 2022 ini, kemudian mempersiapkan langkah-langkah percepatandalam menyelesaikan program kerja yang diperlukan agar target kinerja hulu migas sampai akhir tahun 2022 tercapaidengan optimal, dan menyusun Rencana Kerja Tahun2023 untuk dapat mencapai Visi 2030.
Dwi Soetjipto mengingatkan bahwa situasi situasi global dalam kondisi yang rumit akibat perang antara Rusia dan Ukraina, yang dampaknya sistemik berimbas pada melonjaknya harga energi dan pangan dunia sehingga meningkatnya inflasi global. Harga minyak dunia cukup lama berada dikisaran US$ 100 per barel dan harga rata-rata hingga 2023 diperkirakan masih diatas US$ 80 per barel. Begitupula untuk harga gas global juga mengalamipeningkatan harga yang cukup signifikan, hingga di atas$25/MMBTU. Dengan harga spot LNG saat ini berada di kisaran $43/MMBTU atau setara US$ 240 per barel setaraminyak.
“Tingginya harga minyak dan gas dunia adalahkesempatan emas untuk KKKS dapat meningkatkanproduksi dan lifting migas nasional yang saat ini masihjauh dari target APBN 2022 dan Long Term Plan (LTP) Industri Hulu Migas, sehingga perlu adanya program “recovery plan”, kata Dwi Soetjipto.
Meskipun produksi dan lifting masih mengalami tantangan, industri hulu migas pada semester I tahun 2022 telah meraih beberapa capaian yang positif, utamanya adalah penerimaan negara yang sudah mencapai US$ 9,7 miliar, reserve replacement ratio (RRR) yang sudah di angka 77% serta cost recovery yang berhasil dijaga pada level yang rendah sebesar US$ 3,2Miliar”, ujar Dwi Soetjipto.
Pada sambutan pengarahan sekaligus membuka acara Forum CEO kedua di tahun 2022, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyampaikan tantangan industri hulu migas sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan tantangan di era transisi energi, serta perubahan peran industri hulu migas di masa mendatang yang akan menjadi bahan baku industri. Pada kesempatan tersebut Menteri ESDM menyampaikan apresiasi atas kontribusi industri hulu migas bagi penerimaan negara dan harapannya agar produksi dan lifting migas dapat ditingkatkan.
“Pemerintah memberikan apresiasi atas kontribuasi industri hulu migas bagi penerimaan negara. Jika di tahun 2021 penerimaan negara sektor hulu migas mencapai US$ 13,7 miliar atau 188% dari target US$ 7,8 miliar. Sampai Juni 2022, kontribusi hulu migas sudah mencapai US$ 9,7 miliar atau 97% dari target APBN 2022 yang sebesar US$ 7,8 miliar”, kata Arifin Tasrif.
Lebih lanjut Arifin Tasrif menegaskan agar ditengah harga minyak dunia yang tinggi, dengan Indonesian Crude Price(ICP) di bulan Juni yang mencapai US$ 117 per barel, diharapkan KKKS dapat menjaga dan meningkatkan produksi dan lifting minyak dan gas untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri.
“Forum ini menjadi kesempatan para CEO untuk dapat melakukan review capaian setengah tahun pertama 2022 dan memaksimalkan sisa tahun ini. Hal ini sebagai sebagai pijakan turn over menuju 2030. Mari kita tekadkan, bahwa produksi meningkat dan tidak ada penurunan”, tegas Arifin Tasrif.