Gambar_Langit Gambar_Langit

Budaya Komering Masuk Kurikulum Mulok Sekolah di OKU Timur, Ini Saran dan Masukkan dari Lembaga Adat

waktu baca 3 menit
Rabu, 14 Jul 2021 17:30 0 335 Admin Pelita

OKU Timur, Pelita Sumsel – Pemerintah Kabupaten OKU Timur melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur telah melaksanakan beberapa tahapan untuk mensukseskan agar Budaya Komering masuk dalam kurikulum Muatan Lokal pelajaran di Sekolah OKU Timur.

Hal ini tentu mendapat apresiasi dari kalangan masyarakat, pasalnya gagasan ini merupakan bentuk upaya Pemkab untuk melestarikan dan menjaga budaya Komering sehingga tetap tertanam dalam diri para generasi muda.

Kurikulum Mulok ini sendiri akan di masukan di pelajaran mulai dari dari Paud/Tk hingga SMA. Aspek yang akan dipelajari oleh siswa nantinya seperti dari Kesenian, Bahasa, Adat Budaya seperti rumah adat, pakaian makanan dan minuman serta tradisi lainnya.

“Bupati minta secara khusus kurikulum mulok budaya komering dikenalkan sejak dini dimulai dari Paud/Tk hingga SMA. Tentunya juga mengajarkan agar anak – anak berahlak mulia termasuk tentang larangan narkoba,” ucap Dodi Purnama Kabid Dikdas Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur beberapa waktu lalu.

Menanggapi masuknya Budaya Komering pada Kurikulum Mulok pada Pelajaran Sekolah di OKU Timur, Ketua Lembaga Pembina Adat OKU Timur H Leo Budi Rachmadi, SE saat dijumpai di kediaman pribadinya menyampaikan apresiasi dan dukungannya terhadap gagasan ini, menurut Leo ini sejarah baru sejak dibentuknya Kabupaten OKU Timur baru di Kepemimpinan H. Lanosin ST dan HM Adi Nugraha Purna Yudha muncul gagasan ini.

Menurut pria yang akrab disapa Leo ini, Bupati dan Wakil Bupati OKU Timur tentu ada alasan mengapa mereka setuju Budaya Komering ini dimasukkan di Kurikulum Mulok, tentu untuk mewujudkan visi misi mereka OKU Timur Maju Lebih Mulia, salah satunya untuk menguatkan budaya Komering. Sebab kata Leo sesuai Visi tersebut sejalan dengan adat Budaya dan tradisi masyarakat Komering dimana dalam adat, budaya dan tradisi pergaulan kehidupan sehari-hari tidak ada satupun melanggar Norma yang berlaku.

“Pada saat uji Publik Mulok Budaya Komering ini dengan Dinas Pendidikan kemarin, saya sampaikan secara filosofis, historis dan yuridis ini jelas, ini amanah seperti di Permendikbud atau aturan lainnya bahwa Muatan Lokal Harus masuk di pelajaran. Di masyarakat Komering tidak ada satupun Marganya yang tidak masuk Syiar Agama Islam. Berkenaan dengan hal itu tentu di tradisi masyarakat Komering tidak ada bertentangan dengan ajaran Islam,” kata Leo, Rabu (14/07/2021).

Maka Lanjut Leo, hal itu tentu menyambung pada Visi OKU Timur Maju Lebih Mulia salah satunya Akhlakul Karimah, dimana Akhlakul Karimah ini sudah diajarkan oleh leluhur Komering sejak dahulu bagaimana budi pekerti yang baik, sopan santun dan etika. Lembaga Pembina Adat OKU Timur sangat memberikan penghargaan yang sebesar-besarnya atas gagasan ini, dan ikut bangga. Mantan Ketua KPU OKU Timur ini juga mengaku siap ikut berperan dan mensukseskan program ini.

Disisi lain, Leo Juga menyampaikan saran dan masukkannya, menurut Leo apa yang sudah dipaparkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan OKU Timur sangat baik namun dalam Mulok ini harus ada klasifikasi khusus, seperti kesenian nyanyi khas Komering itu Masuk di Mulok pendidikan Paud sampai SD, selanjutnya di kesenian alat musik seperti kulintang masuk di Klasifikasi pendidikan SLTP dan SMA, sedangkan untuk adat gelaran, adok atau jajuluk di pendidikan SMA.

“Karena di gelaran itu sudah di pelajari beberapa nama gelaran yang mengandung makna dan filosofi, kalau sudah berbicara makna dan filosofi maka tentu pendidikannya sudah tinggi, kalau misalnya diberikan di SD nanti khawatirnya sulit nyambung. Maka ini perlu spesifikasi dan klasifikasinya,” tambah Leo.

Leo merasa Pemerintah Daerah tentu sangat terbuka dengan hal ini, bagaimana masukan yang konstruktif untuk membangun OKU Timur tentu akan diakomodir. Terkait Adat Budaya Komering ini, Leo menyampaikan ini merupakan tugas bersama untuk melestarikannya. “Bukan hanya dari Pemerintah Daerah, Lembaga Adat namun diharapkan masyarakat khususnya masyarakat Komering ikut peduli terhadap kelestarian adat budaya Komering,” imbuhnya. (fah)

LAINNYA