BANDUNG, Indo Merdeka – Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) berkomitmen membangun ekosistem data yang terintegrasi. Komitmen tersebut diejawantahkan dengan menggagas Ekosistem Data Jabar.
Dalam Ekosistem Data Jabar, terdapat tiga portal dan aplikasi bernama Open Data Jabar, Satu Data Jabar, dan Satu Peta Jabar. Jenis data yang disajikan yakni dataset, visualisasi, dan indikator kinerja.
Kepala Bidang Statistik Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jabar Ida Ningrum menjelaskan, perbedaan ketiga portal dan aplikasi tersebut. Open Data Jabar, katanya, dapat diakses oleh masyarakat dan data yang disajikan bersifat publik.
“Satu Data Jabar menjadi portal berbagi pakai data antar perangkat daerah di Pemda Provinsi Jabar. Ada data yang dikecualikan, data publik, dan data internal, di dalam Satu Data Jabar,” kata Ida dalam JAPRI (Jabar Punya Informasi) di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (24/3/2021).
“Nantinya, data yang bersifat publik di Satu Data Jabar secara otomatis akan tercantum di portal dan aplikasi Open Data Jabar. Sedangkan Satu Peta Jabar menjadi portal berbagi pakai data yang berisi data-data geospasial atau berupa peta,” imbuhnya.
Ida menuturkan, pengkategorian data publik, data internal, dan data dikecualikan, disusun berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).
Open Data Jabar sendiri bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas dari tata kelola data pemerintahan, dan ketersediaan akses data yang akurat bagi publik dengan mudah serta cepat.
Adapun misi utama dari Open Data Jabar adalah sebagai pusat data dan informasi terbuka, pusat informasi tata cara pengelolaan dan pengolahan data, serta pusat informasi layanan terbuka bagi kabupaten/kota.
Sementara Satu Data Jabar bertujuan untuk mendukung percepatan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan yang lebih akurat di lingkungan Pemda Provinsi Jabar melalui partisipasi aktif perangkat daerah di Jabar dalam pengelolaan, penyimpanan, pencarian, dan penerjemahan data.
Pun demikian dengan Satu Peta Jabar yang bertujuan mendukung percepatan pengambilan keputusan dan perumusan kebijakan yang lebih akurat melalui ketersediaan data dan informasi geospasial atau berupa peta.
“Manfaatnya untuk masyarakat adalah dapat memperoleh data dengan mudah, cepat, dan data yang didapatkan data terbaru. Kami sudah membuat segmen target pengguna. Mulai dari akademisi, jurnalis, mahasiswa, sampai masyarakat umum,” ucapnya.
Ida pun menyatakan, pihaknya intens mendorong perangkat daerah di lingkungan Pemda Provinsi Jabar sebagai produsen data untuk berkomitmen mengunggah dan memperbarui data.
Sementara itu Kepala UPT Pusat Layanan Digital, Data, dan Informasi Geospasial (Jabar Digital Service/JDS) Diskominfo Jabar, Agi Agung Galuh Purwa mengatakan, tampilan ketiga portal dibuat ramah pengguna. Tujuannya supaya masyarakat umum mudah mengakses data yang disajikan.
“Pengguna juga tidak perlu klarifikasi terkait data. Jadi, data yang ada di portal terpercaya,” ucap Agi.
“Saat ini, yang menjadi isu global adalah berita bohong atau hoaks. Harapannya dengan adanya portal ini bisa mempermudah masyarakat untuk mengakses data-data yang terverifikasi,” tambahnya.
Agi menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk memperluas dan memperdalam cakupan data dalam Ekosistem Data Jabar. Hal itu dapat terwujud apbila semua perangkat daerah di lingkungan Pemda Provinsi Jabar memiliki komitmen yang sama.
“Kedepan secara bertahap, kami akan lengkapi data-datanya. Tapi, poin utamanya, sekarang Jabar ada satu portal yang bisa terintegrasi, dan semua bisa melihat data di sana,” tuturnya.
Selain itu, dalam portal dan aplikasi Open Data Jabar, ada fitur request atau permintaan. Jika data belum tersaji, masyarakat dapat memberikan usulan terkait data yang diinginkan. Usulan tersebut akan langsung ditindaklanjuti Diskominfo Jabar.
Ekosistem Data Jabar sendiri akan diluncurkan Gubernur Jabar Ridwan Kamil di Jabar Command Center, Kota Bandung, Kamis 25 Maret 2021.