Purbalingga, Pelita Sumsel – Kejadian penolakan untuk menjalani Tes Swab kembali terjadi. Kali ini terjadi di Desa Karangduren Kecamatan Bobotsari, Selasa (17/11).
Adalah Pria berinisial An (21) warga RT 01/RW 04 Desa Karangduren Kecamatan Bobotsari yang baru saja pulang dari Jakarta bersama ibunya yang terkonfirmasi positif Covid-19.
Seperti diungkapkan Bidan desa Karangduren, Zavaroh, bahwa sesuai SOP apabila kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 maka yang bersangkutan harus menjalani tes Swab.
“Apabila kontak langsung dengan pasien terkonfirmasi positif maka sesuai dengan kebijakan pemerintah sesuai SOP harus menjalani tes Swab, hal ini untuk memastikan apakah yang bersangkutan terpapar atau tidak, tentunya hal ini juga sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” ungkapnya.
Hasil tracking selanjutnya yaitu RH (56) warga RT 01/RW 03 Desa Karangduren yang juga pernah kontak langsung dengan pasien. RH pun enggan dan menolak untuk menjalani Tes Swab.
Berbagai upaya persuasif dari Kades, Bides serta Kadus dan beberapa tetangganya tak membuahkan hasil, bahkan An berusaha untuk melawan petugas yang membujuknya hingga Kades akhirnya turut menghadirkan Babinsa untuk dapat membujuk kedua pria tadi agar bersedia melaksanakan Tes Swab.
Pelda Sudaryanto Babinsa Koramil 08/Bobotsari untuk Desa Karangduren yang segera tanggap merespon situasi yang ada bahwa ada warga di desa binaannya yang tidak mau menjalani Tes Swab.
“Kades melalui telepon selulernya menghubungi kami selaku Babinsa dan melaporkan situasi yang terjadi, kami bergegas menuju rumah An, setelah melalui bujukan persuasif akhirnya An mau kami bawa ke Puskesmas Bobotsari untuk menjalani Tes Swab, selanjutnya kepada RH karena yang bersangkutan sedang berada di Pasar Bobotsari, bersama petugas lainnya terpaksa kami jemput paksa RH untuk di tes Swab di Puskesmas Bobotsari,” ungkapnya.
Babinsa mengimbau kepada masyarakat yang sesuai hasil tracking telah kontak dengan pasien terkonfirmasi positif Covid-19 agar tidak perlu takut untuk menjalani Tes Swab. “Bila positif justru agar segera dapat penanganan dan tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. Tidak perlu takut, nyatanya banyak pasien positif Covid-19 yang telah sembuh setelah menjalani perawatan,” tambahnya.
An saat dikonfirmasi menuturkan katakutannya akan sanksi sosial dari masyarakat yang akan diterimanya bila ternyata dia juga positif Covid-19.
“Kami awalnya justru lebih takut sanksi yang dapat diberikan oleh masyarakat bila kami juga positif, kami pasti akan dijauhi dan dikucilkan, karenanya kami tadi menolak menjalani Tes Swab, namun tadi dari Babinsa sempat menuturkan apapun hasilnya nanti sekalipun kami positif, Babinsa akan membantu memberikan arahan kepada masyarakat di desa kami, sehingga kami pun menjadi lega,” ungkapnya. (AW)