Mura, Pelita Sumsel – Ramadhan tahun ini sebentar lagi akan berakhir, tepatnya kurang dari sepuluh hari lagi kita akan merayakan hari kemenangan Idul Fitri. Semangat dan suasana yang sangat berbeda kita temui dan rasakan pada tahun ini. Bagaimana tidak, ditengah wabah pandemi corona, ramadhan tahun ini penuh keterbatasan, baik keterbatasan jarak, waktu maupun kesempatan.
Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, di ramadhan tahun ini kita tidak bisa menjumpai hiruk pikuknya suasana sahur dan ngabuburit, semaraknya suasana menjelang hari raya khususnya di daerah pusat perbelanjaan dan lokasi transportasi umum untuk tujuan mudik. Sepertinya lebaran merupakan momentum kebersamaan yang tidak bisa ditawar tawar lagi dan merupakan kebiasaan kultural khususnya di Indonesia.
Akan tetapi semua suasana keramaian dan kebersamaan lebaran tidak akan bisa kita jumpai hari ini, saat ini dan tahun ini. Wabah corona sudah merubah semuanya. Saat ini yang terlihat hanya suasanya yang cukup sepi akibat pembatasan gerak, jaga jarak dan stay at home. Pemberlakuan protokol kesehatan oleh pemerintah ini dengan maksud agar wabah yang diakibatkan virus covid 19 ini segera terputus sehingga mau tidak mau dan suka tidak suka harus kita patuhi bersama.
Di lapangan khususnya di tingkat petani tidak mungkin semua aturan terkait pandemi corona ini diterapkan. Petani bukan tidak mau melaksanakannya, akan tetapi pergerakan petani di lapangan menyangkut nasib ketersediaan pangan kita dilapangan. Dimasa ini, kebutuhan akan pangan menjadi hal penting kedua yang harus selalu tersedia setelah sarana prasarana kesehatan.
Wabah corona mungkin akan menghentikan aktifitas perekonomian kita, tetapi aktifitas pergerakan petani dilapangan tidak akan terhenti hanya karena corona. Mereka terus bergerak setiap hari panen lagi dan lanjut tanam lagi. Berdasarkan arahan Menteri Pertanian RI bahwasannya kegiatan pertanian dilapangan tidak akan terhenti oleh corona, walaupun demikian para petani wajib memperhatikan dan melaksanakan semua protokol kesehatan yang sudah dianjurkan.
Komitmen para petani ini juga yang dilaksanakan oleh petani yang ada di Kabupaten Musi Rawas (MURA). Sejak bulan April sampai hari ini hamparan petakan sawah petani satu demi satu mulai dipanen, selanjutnya akan segera dilaksanakan penanaman kembali untuk musim tanam kedua seperti yang ditunjukkan oleh kelompok tani Tunas Mekar II yang ada di Desa Wonosari Kecamatan Megang Sakti dan kelompok tani Soponyono I Kecamatan Muara Beliti. Pantauan dari lapangan, kegiatan panen yang dilakukan pada kelompok tani Tunas Mekar II, luas panen mereka mencapai 25 Ha untuk padi varietas Ciherang dengan rata rata produktivitasnya mencapai 8,72 ton/Ha GKP. Sugiyanto sebagai ketua kelompok menyampaikan saat ini harga rata rata yang diterima petani dilapangan senilai Rp.7800 per kg.
Seperti yang disampaikan oleh Zuhri Syawal selaku Kepala Dinas Pertanian Kabupaten MURA, total target capaian luas tanam di Kabupaten MURA mencapai 57rb Ha dan sampai saat ini sudah mencapai 37rb Ha, sedangkan untuk target luas tanam pada bulan Mei sendiri seluas 3800 Ha.
“Dengan besarnya luas tanam dan tingginya produktivitas padi di kabupaten ini, MURA optimis ikut menjamin ketersediaan kebutuhan pangan dilapangan ,”tuturnya. (Yfr)