Madrid, Pelita Sumsel – Keberadaan Kabupaten Musi Banyuasin (Muba) di tingkat internasional dalam mengimplementasikan kegiatan pengelolaan lanskap berbasis hutan semakin dikenal banyak pihak.
Ini dibuktikan dengan diundangnya Bupati Muba Dodi Reza yang menjadi narasumber kehormatan pada kegiatan Konferensi Perubahan Iklim PBB (The Meeting Session United Nations Climate Change Conference CoP 25) di Kota Madrid Spanyol.
Pada Konferensi tingkat internasional ini Dodi bicara implementasi kegiatan pengelolaan lanskap berbasis hutan. Acara yang di helat pada Kamis 5 Desember 2019 pukul 16.40 Waktu Spanyol ini Dodi tampil pada Sessi Partnership in Sustainable Landscape Management in South Sumatra as A Model for Climate Change dengan menampilkan beberapa praktek keberhasilan yang baik (best management practice) tentang pembangunan hijau dan energi terbarukan di Kabupaten Musi Banyuasin.
Sebagai kabupaten pertama di Sumatera Selatan bahkan di Indonesia yang mengimplementasikan pembangunan hijau Dodi dalam misi Bupati dan Wakil Bupati mencatumkan tentang pembangunan pertumbuhan hijau atau green growth development.
Di tingkat nasional bersama beberapa kabupaten di Indonesia mengambil inisiatif membangun jejaring Lingkat Temu Kabupaten Lestari (LTKL), dimana untuk pertama kali LTKL dipimpin Bupati Musi Banyuasin sebagai Ketua Umum.
Di kabupaten Musi Banyusin mempunyai sumberdaya hutan yang harus dilindungi sebagai aset dunia yang menjadi kepedulian internasional yakni Kawasan Gambut Merang, Hutan Suaka Marga Dangku, dan Taman Nasional Berbak Sembilang yang berada di tiga kabupaten yakni Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Banyuasin dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur Jambi. Di Musi Banyausin terdapat juga kawasan hutan tropis yang masih lestari di Kawasan Meranti Bayunglencir.
Dodi, kandidat doktor Universitas Padjajaran, hadir untuk kali kedua pada forum diskusi para pemangku kepentingan implementasi pembangunan pertumbuhan hijau berkelanjutan ini. Sebelumnya, dia hadir pada Desember tahun 2018 lalu. Dodi selalu jadi pembicara kehormatan di kesempatan ini. Khusus tahun ini di The Meeting Session United Nations Climate Change Conference CoP 24 di tempat sama tahun lalu, di Polandia.
Dodi memamerkan rencana penerapan energi terbarukan biofuel yang merupakan hasil pengolahan tandan buah segar (TBS) Kelapa Sawit menjadi bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel.
Terobosan inovasi energi yang sedang dirintis Pemkab Muba bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) Ini memukau peserta Konferensi Perubahan Iklim PBB (The Meeting Session United Nations Climate Change Conference CoP 25).
“Saat ini Pemkab Muba sedang menggagas pembangunan pabrik IPO-CPO sebagai pendukung implementasi biofuel atau bahan bakar nabati tersebut, dan mendapat dukungan positif dari kalangan eksekutif dan legislatif di tingkat pusat, Kementerian ESDM dan Komisi VII DPR RI,” ungkap bupati yang menguasai tiga bahasa ini.
Menurut dia implementasi biofuel merupakan langkah strategis dalam mendukung kebijakan Presiden RI Joko Widodo dalam menekan impor BBM. “Biofuel Muba juga sebagai upaya mewujudkan kemandirian energi yang ramah lingkungan,” ulasnya.
Implementasi pengelolaan TBS menjadi BBN atau biofuel diyakininya akan mengangkat tingkat kesejahteraan petani kelapa sawit di Muba. Sebab kelapa sawit petani rakyat Muba dapat diserap dengan baik dan maksimal.
“Dengan implementasi ini tidak hanya menyejaterahkan petani kelapa sawit tetapi juga akan mengangkat harga diri bangsa Indonesia. Dengan realisasi biofuel ini negara Indonesia akan sangat terbantu dalam pengembangan energi,” tegasnya.
Mantan Pimpinan Komisi VI DPR RI ini menambahkan, dirinya juga mewajibkan seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Muba untuk memakai biofuel dan bertahap mengajak warga Muba memakai energi terbarukan yang ramah lingkungan tersebut.
“Kalau biofuel kita sudah berjalan, akan saya wajibkan pemakaiannya bagi seluruh kendaraan dinas di lingkungan Pemkab Muba,” ungkapnya.
Sejumlah keberhasilan lainnya yang dikemukakan oleh Bupati Musi Banyuasin Dodi Reza yakni upaya menyeimbangkan kegiatan perlindungan hutan dan pengembangan komoditi di Kabupaten Musi Banyuasin pada tahun 2020 yang akan mengembangkan Center of Excellence (CoE) for Verified Sourcing Area (VSA) atau Pusat Unggulan Komoditi Lestari atau PUKL dengan Pengelolaan Area Sumber Komoditi Lestari (MASKoT) rintisan Kawasan Industri Hijau yang menjadi Model Pertama di Indonesia.