Pelita Sumsel, Martapura – Rusak dan jebolnya dinding tanggul irigasi yang ada di sejumlah wilayah di OKU Timur kemungkinan di sebabkan banyaknya endapan lumpur (sedimen) di sekitar dinding tanggul pengairan irigasi.
Biasanya, endapan lumpur ini disebabkan ulah sejumlah warga yang mengambil air di aliran irigasi dengan cara menjebol dinding irigasi dan tidak melalui saluran kuarter.
Petugas Operasi dan Pemeliharaan Pengembangan Jaringan Bendungan Irigasi Perjaya Suryanto mengatakan, rusaknya dinding tanggul irigasi di sepanjang bendungan irigasi yang ada di wilayah Belitang ini bisa juga di sebabkan ada sebagian warga beraktifitas bertani dekat dengan lokasi tanah yang masuk di Daerah Milik Irigasi (DMI). Menurutnya, sah-sah saja jika tanah yang masuk dalam DMI dikelola oleh masyarakat untuk pertanian, namun wajib tidak melebihi batas zona aman.
“Berkali-kali sudah kita himbau, bagi petani yang bercocok tanam di tanah DMI agar tidak mendekati tanggul irigasi, minimal batas jaraknya 3 meter. Jika ini di langgar kemungkinan akan menimbulkan endapan lumpur di tanggul irigasi, dimana lumpur ini akibat dari aktifitas petani terlalu dekat dengan wilayah DMI, semakin hari dapat mengakibatkan dinding irigasi rapuh bahkan lebih fatal lagi hanyut terbawa arus air,” ucapnya. Senin, (4/12).
Dirinya menambahkan, dalam mencegah terjadinya kerusakan tanggul irigasi pihaknya telah melakukan sosialisasi dan pelatihan sejak tahun 2010, 2011 dan 2012. Dimana saat itu di ikuti oleh para perkumpulan petani pemakai air dan Gabungan Petani pemakai air agar aktifitas pertanian yang masuk dalam DMI tidak melewati batas zona aman.
“Surat himbauan agar para petani tidak beraktivitas di dekat tanggul irigasi sudah kita sampaikan terus ke setiap Kepala Desa, hampir setiap tahun kita sampaikan, dan himbauan larangan pengambilan air di irigasi agar tidak di lakukan cara pintas dan menggunakan saluran kuarter,” imbuhnya.
Terakhir suryanto menerangkan, jika dinding tanggul irigasi mengalami banyak kerusakan dan jebol akibat pengambilan air yang tidak pada saluran kuarter maka akan menyebabkan volume air di hilir berkurang, secara tidak langsung dapat merugikan para petani lainnya, sebab suplai air pun berkurang. “Maka kita minta, bagi petani yang memanfaatkan air dari saluran irigasi haruslah melalui saluran kuarter, jangan gunakan hal-hal yang salah,” tegasnya. (fah)