Palembang Pelita Sumsel-Banyak yang tidak mengerti dan kurang memahami apa arti dari pendidikan di bangku sekolah, demi kepentingan pribadinya. Hal ini menimpah sejumlah beberapa dewan guru tetap yayasan (GTY) bahkan ketua komite sekolah terancam di berhentikan tanpa melalui prosedur yang ada. Hal ini tidak bisa diam para guru ini ingin kembalikan haknya yang sudah mengajar 20 tahun lebih untuk tetap belajar yang aman dan nyaman.
Hal ini di ungkapkan oleh Mantan kepala sekolah SD Muhammadiyah 4, didi supriyadi, kami sudah mengajar lebih kurang 20 tahun bahkan sempat menjadi kepala sekolah satu periode, setelah melakukan kritikan dan masukan bersama kawan kawan kepada dinas cabang muhammadiyah juga masukan tentang perilaku dan tindakan PLT kepsek selama ini justru mendapatkan SP, setelah mendapatkam SP beberapa hari berikutnya para guru-guru yang proactiv memberikam kritikan untuk kemajuan sekolah malah dimutasikan oleh kepala sekolah yang baru ditentukan oleh pihak yayasan cabang tanpa melalui prosedur yang ada, “ungkap didi yang di dampingi sejumlah guru yang di pecat, saat mendatangi kantor dinas pendidikan kota palembang. Rabu (2/8/2017)
Selain itu juga Didi Supriyadi Menjelaskan, pada hakikatnya kami sebagai guru siap dimutasikan kemana saja, dengan catatan ada konsultasi dan pemberitahuan sebelumnya juga mutasi itu harusnya merata jangan hanya kepada guru guru yang mengkritik saja dimutasi atau diberhentikan. Jangan hanya satu atau dua orang saja dimutasikan atau diberhentikan ini seolah olah ada permainan didalamnya,”jelas didi.
sementara itu guru-guru yang baru diangkat disekolah muhammadiyah 4 juga belum teruji kemampuannya dalam mengajar. Karena guru-guru yang lama oleh pengurus lama adalah guru-guru yang telah teruji. mereka sebelum msngajar masuk kemampuannya diuji dahulu seperti di tes dahulu cara mengajar kemampuam dalam menyampaikan materi di depan para siswa,”ujar didi yang sambil menahan kesedihan mintak keadilan pihak yayasan muhammadiyah.
Didi juga mengatakan, untuk guru-guru yang baru ini saya belum melihat kemampuannya seperti mengajar didepan kelas, dalam menghadapi anak-anak sehingga kami sebagai guru-guru yang lama secara nurani tidak rela namun secara organisasi yang memutuskam kami siap kapan saja di mutasi atau di pecat,”kata didi yang juga di dampingi oleh ketua komite SD Muhammadiyah 4.
semenjak dimutasi kami belum melakukan langkah langkah tapi untuk sementara ini cuma dapat menerimanya dahulu. “secara prosedur organisasi saya menerima namun secara hati nurani tidak menerima karena keputusan ini secara sepihak,”ujar didi.
tempo hari pernah diadakan demo oleh wali murid siswa kepada pihak yayasan dan kepala sekolah yang baru, yang menuntut supaya guru-guru yang lama tetap mengajar disekolah alasannya karena guru-guru yang lama sudah satu hati sengan siswa dan wali murid dan apa yang dilakukan kepala sekolah yang baru tidak seauai dengan hati nurani,”tegas didi.
harapan kedepannya kalau memang ada pembenahan itu perlu proses yang manusiawi yang penuh dengan kebijaksanaan sehingga bisa memberikan hasil yang maksimal,”kepada PCM ilir timur II bukalah hati nurani cobalah berpikir netral mengetahui jenis-jenis permasalahan sehingga bisa terselesaikan dengan baik dan memberikan dampak pendidikan yang baik,”harap didi.
kalau memang mutasi ini tidak bisa di selesaikan kami mohon tetap diperlakukan sebagai guru yang tidak punya masalah, karena isu-isu selama ini yang dilontarkan oleh mereka bahwa kami dimutasikan ini mempunyai masalah di sd muhammadiyah 4 isu tersebut bahkan sudah menyebar ke wali murid, sehingga wali murid ini ada sebagian yang termakan isu tersebut,”pungkasnya.
sementara itu dikatakan ibu ema salah satu guru tetap yayasan mengatakan, Saya bingung kenapa selama ini saya di akui GTY oleh kepala sekolah dan yayasan yang lama tapi setelah kepsek yang baru ini saya di akui GTT, setelah tahun ajaran baru ternyata nama saya sudah tidak ada lagi di pembagian tugas bahwa saya sudah tidak di pakai lagi oleh kepsek dan pengurus yayasan cabang yang baru,”kata ema saat menemui kepala dinas pendidikan kota Palembang di ruang kerjanya. Rabu (2/8/2017)
Harapannya kedepan untuk pemberhentian secara sepihak ini diri meminta kebijaksanaan, jangan semena-mena terhadap guru apalagi guru yang sudah bersertifikasi (yang sudah mengurus SK infasing),”seharusnya diberikan peringatan dahulu seperti SP I, SP II, ini tidak ada peringatan dahulu langsung di berhentikan secara sepihak,”tegas ema dengan raut muka kesal. (ril)