Harga Cabai Melonjak, Eliza Alex Noerdin : Jadikan Gerakan Tanam Cabai sebagai Gaya Hidup

waktu baca 3 menit
Jumat, 10 Feb 2017 06:54 0 167 Admin Pelita

Palembang, Pelita Sumsel — Seperti yang diketahui gejolak harga cabai ibarat tamu tahunan, seperti saat memasuki musim hujan harga cabai menjadi naik yang membuat masyarakat keberatan dengan melonjaknya harga cabai. Tim Penggerak PKK provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) Hj. Eliza Alex memberikan jalan keluar yang akan dipilih saat ini guna atasi lonjakan harga cabai yang kini jadi permasalahan, menanam sendiri cabai di pekarangan rumah menjadi solusinya. Hal ini disampaikanya ketika penandatanganan kesepakatan bersama antara Team Penggerak PKK provinsi Sumsel dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan provinsi Sumsel di Komplek GOR Jakabaring Kamis (09/02).

Menurut Eliza, permasalahan cabai menjadi permasalahan yang menjadi perhatian khusus Menteri Pertanian. Lonjakan harga yang kerap naik turun mendorong Kementerian Pertanian menargetkan penanaman 10 juta bibit cabai ditahun 2017,  untuk segera menanam bibit cabai di Kawasan Kelompok Rumah Pangan Lestari dan Kelompok Halaman Asri, Teratur, Indah dan nyaman (Hatinya PKK).

Lanjut Eliza, gerakan menanam cabai ini tidak hanya menanam cabai saja, akan tetapi dapat dilanjutkan hingga panen dan pengolahan hasilnya. Karena dengan begitu masyarakat tetap bisa mengkonsumsi cabai dan tidak terpengaruh dengan kenaikan harga. Tak hanya itu saja manfaat dari gerakan menanam cabai ini, masyarakat yang selama ini mengkonsumsi hanya cabai sekarang menjadi penghasil yang dapat menambah pendapatan rumah tangga.

“Melalu gertam cabai ini mari kita tingkatkan kesadaran, kemauan serta kemampuan untuk menjadikan gertam cabai sebagai kebutuhan gaya hidup, bukan sekedar gerakan menanam saja,” himbaunya

Masih Eliza, kegiatan ini berdasarkan kesepahaman komitmen bersama, dalam menjaga fluktuasi cabai yang mempengaruhi inflasi, juga merupakan bagian dari upaya percepatan penganekaragaman konsumsi pangan melaui konsep rumah pangan lestari, dimaksudkan untuk memenuhi konsumsi rumah tangga serta mendukung pasokan kebutuhan cabai ditingkat rumah tangga maupun wilayah.

“Setelah launching ini diharapkan action segera dilapangan, walaupun di daerah belum dilaksanakan Mou dengan dinas pertanian setempat,” ajaknya

Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumsel Priatna Sasmita mengatakan diketahui salah satu komoditi pangan yang mempengaruhi inflasi adalah cabe, kendalanya petani tidak dapat menanam cabe diluar musim.

“Kalau petani dapat menanam cabe diluar musim dengan memanfaatkan teknologi sepanjang tahun dan paling tidak fluktausi harga bisa ditekan. Selain itu pola pemanfaatan pekarangan atau poliback jika bisa dikembangkan Insya Allah juga bisa menekan harga cabe,” katanya.

Perlu diketahui inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.

Turut hadir pada kesempatan ini Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Holtikultura Sumsel Erwin Noorwibowo S.TP, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan (BI Prov Sumsel), Hamid Ponco Wibowo, Seluruh Katua Tim Penggerak PKK beserta Pengurus PKK yang hadir. (rill)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


    LAINNYA