Gambar_Langit Gambar_Langit

Hotspot Akibat Karhutla di Sumsel Capai 631 Titik

waktu baca 2 menit
Minggu, 8 Sep 2024 20:19 0 14 Redaktur Romadon

 

Palembang, Pelita Sumsel- Puncak musim kemarau di Sumsel, mengakibatkan sebagian wilayah Sumsel mengalami Karhutla, seperti sepekan terakhir sepanjang 1 sampai 6 September jumlah titik hotspot mencapai 631.

Kepala Bidang Penanganan Darurat BPBD Sumsel, Sudirman mengatakan sepekan terakhir titik hotspot di Sumsel Meningkat.

“Jumlah titik panas 1-6 September ini sudah mencapai 631 hotspot. Jumlah itu lebih besar dibandingkan sepanjang Juli lalu yang hanya 530 hotspot,” ungkap Sudirman, Sabtu (7/9/2024).

Ia menjelaskan, lonjakan titik panas tertinggi di Sumsel terjadi pada 3 September lalu yang mencapai 154 hotspot. Angka harian itu menjadi yang terbanyak sepanjang 2024.

Berikut data hotspot harian pada 1 sampai 6 September.

1. 1 September: 63 hotspot
2. 2 September: 56 hotspot
3. 3 September: 154 hotspot
4. 4 September: 130 hotspot
5. 5 September: 94 hotspot
6. 6 September: 134 hotspot

Sudirman mengatakan, titik panas yang terjadi pada awal September ini berasal dari Musi Banyuasin, Banyuasin dan Muara Enim. Di tiga kabupaten ini jumlahnya mencapai 100-an lebih.

Berikut rincian sebaran hotspot di kabupaten Sumsel.

1. Muba : 153 hotspot
2. Muara Enim: 108 hotspot
3. Banyuasin: 101 hotspot
4. Mura: 58 hotspot
5. Muratara: 52 hotspot
6. Lahat: 42 hotspot
7. OKI: 37 hotspot
8. OKU: 22 hotspot
9. PALi: 15 hotspot
10. Ogan Ilir: 14 hotspot
11. OKU Timur: 12 hotspot
12. OKU Selatan: 7 hotspot
13. Empat Lawang: 4 hotspot
14. Palembang: 3 hotspot
15. Lubuklinggau: 3 hotspot
16. Pagar Alam: 0 hotspot
17. Prabumulih: 0 hotspot

Dengan tambahan 632 hotspot pada September ini, total sepanjang 2024 sudah mencapai 2.774 hotspot. Jumlah terbanyak terjadi pada Agustus lalu yang mencapai 1.173 hotspot.

Diketahui, pemantauan titik panas menjadi dasar bagi Satgas kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) untuk mengetahui potensi terjadinya titik api. Hotspot merupakan area yang memiliki suhu lebih tinggi dibandingkan dengan sekitarnya yang terdeteksi satelit.

“Jika hotspot terjadi selama beberapa hari di titik yang sama dilakukan pemantauan ke lokasi untuk memgetahui kondisi yang terjadi,” tutupnya.

LAINNYA