Palembang – Dalam rangka Dies Natalis ke 41, Politeknik Sriwijaya kukuhkan guru besar dan orasi ilmia di Kampus Politeknik Negeri
Pengukuhan Guru Besar/ Profesor Politeknik Negeri Sriwijaya yaitu Prof. Dr. Yohandri Bow, S.T, M.T (Guru Besar Bidang I|mu Teknik Energi dan Lingkungan) yang merupakan seorang akademisi yang telah berdedikasi dalam pengembangan teknologi dan ilmu pengetahuan. Dengan berbagai penelitian dan karyanya, Prof. Yohandri telah membawa Polsri menjadi salah satu perguruan tinggi yang berfokus pada inovasi teknologi. Ia berjanji akan terus mengembangkan potensi inovasi mahasiswa dan berperan aktif dalam menghadirkan solusi untuk tantangan masa depan.
Prof. Dr. Leila Kalsum, ST, M.T (Guru Besar Bidang ilmu Teknik Energi dan Lingkungan). adalah sosok yang telah memberikan kontribusi besar dalam pengembangan bidang teknik. Ia telah membimbing banyak mahasiswa dalam mengejar prestasi akademik dan penelitian. Prof. Leila berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan dan prestasi mahasiswa Polsri.
PJ. Gubernur Sumsel, Agus Fatoni yang diwakilkan oleh Kepala Dinas BPSDMD, Edward Juliarta menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dalam pengembangan potensi sumber daya manusia daerah.
“Dengan semakin banyaknya Guru Besar diharapkan Polsri akan semakin maju dan banyak memberikan kontribusi demi meningkatkan sumber daya manusia di Sumatera Selatan,” katanya.
Lanjutnya, saat ini dengan semakin banyaknya pendidikan vokasi maka permintaan pendidikan keahlian tertentu akan semakin banyak juga. Diharapkan dengan semakin banyaknya Guru Besar di Polsri dapat meningkatkan daya saing dengan Perguruan Tinggi di provinsi lain serta meningkatkan kualitas dosen akan semakin baik.
Ditempat yang sama, Prof. Dr. Yohandri Bow, S.T., M.S sebagai dosen Politeknik Negeri Sriwijaya berharap kepada para peneliti muda dan senior agar lebih maju dan meningkatkan penelitian dan publikasi secara profesional serta kedepannya di harapkan juga akan semakin meningkat kerjasama khususnya di bidang penelitian
“Kedepannya semoga semakin banyak peneliti dan semakin maju dengan riset-riset di bidang keilmuannya. Dan untuk dosen-dosen mudah mengenai cara penulisan agar diadakan workshop penelitian dan penulisan ilmiah sehingga menemukan daya kembang penulisan dan publikasi,” ujarnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Dr. Ir. Leila Kalsum, M.T, merasa sangat bahagia karena pengukuhan guru besar merupakan impian setiap dosen sebagai tahap tertinggi pencapaian dosen dan berterima kasih atas dukungan semua civitas akademika politeknik serta juga dukungan dari Univeritas Sumatera Selatan yang saat ini sebagai Wakil Rektor Universitas Sumatera Selatan.
“Selama 3 tahun terakhir telah mempersiapkan diri dengan berbagai penelitian untuk menjadi guru besar di politeknik negeri Sriwijaya. Diharapkan kedepan semakin banyak guru besar di politeknik Negeri Sriwijaya terutama di kalangan dosen muda,”ungkapnya.
Rektor Politeknik Negeri Sriwijaya, Ahmad Taqwa menjelaskan sesuai dengan tema dies ke-41 yakni sesuai dengan visi Politeknik Negeri Sriwijaya yaitu menjadi lembaga pendidikan vokasi yang unggul dan terkemuka. Unggul dari sisi kemampuan kompetensi yang didapat dari alumni lulusan, SDM dosen, infrastruktur dan jaringan, maka dengan dikukuhkan 2 guru besar sebagai penopang dalam keunggulan tersebut. Salah satu yang didorong mulai dari unsur sumber daya manusia karena sumber daya manusia kunci penting selain teknologinya sendiri.
Ia menjelaskan bahwa mengenai pengukuhan Guru Besar Polsri, tahun ini seharusnya sudah 6 Guru besar yang dikukuhkan akan tetapi 3 Guru besar lainnya tertunda untuk pengukuhannya karena beberapa proses kesesuaian bidang serta beberapa jurnal yang harus di revisi. Untuk penyiapan sumber daya manusia di tingkat peneliti yang kompetitif memenuhi kearifan lokal bidang studi energi minimal sarjana, magister dan doktor terapan.
“Untuk melengkapi kekurangan di bidang terapan diperlukan studi S3 terapan yang sedang dibuat proposal guna memenuhi kekurangan tersebut. Saat ini sedang disiapkan juga lembaga yang menangani tingkat direktorat dan tingkat fakultas. Bila melihat dari segi program, semua tingkatan telah tercapai akan tetapi dalam menuju target rekognisi internasional tahun 2035 sedang dijalankan program dual degree dengan partner internasional seperti program D3 yakni one plus one plus one adalah 1 tahun di Polsri, 1 tahun di perguruan tinggi partner internasional dan 1 tahun di industri, ketika selesai maka akan disalurkan ke industri tersebut serta mendapatkan double degree,”bebernya
Selanjutnya, terdapat juga program fast track S2 dan S3 di beberapa partner Polsri yang merupakan salah satu jalan Rekognisi internasional dikarenakan partner industri juga partner internasional.
“Selama ini juga sudah disiapkan sistem modular baik pendidikan akademik maupun terapan dalam bentuk sarjana dan diploma terapan yang saat ini masih diperlukan pemahaman yang lebih di kalangan masyarakat,”pungkasnya.