IPM Sumsel Kirim Puluhan Relawan Mengabdi di SD Muhammadiyah Filial 

Banyuasin, Pelita Sumsel – Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PW IPM) Sumatera Selatan dan IPM Kota Palembang berkolaborasi melakukan kegiatan “IPM Mengabdi 2020” di SD Muhammadiyah 4 Fillial Desa Saluran Kecamatan Talang Kelapa Banyuasin.

Kegiatan ini dilakukan mulai 7 – 9 Februari 2020 dengan relawan IPM 20 orang yang akan mengabdi di sekolah tersebut, mereka melaksanakan kegiatan berupa melakukan kegiatan belajar mengajar, mengaji, nonton bareng masyarakat desa, sosialisasi mencuci tangan yang baik, fun games dan pemberian bantuan masker, peralatan sekolah, buku bacaan kepada pelajar.

Baca Juga

4 bulan  lalu

Dugaan Korupsi Internet Desa, Kejati Periksa Pemilik Toko Bangunan

96 Redaktur Romadon

“Kita melakukan pengabdian ke sekolah ini dikarenakan sekolah Muhammadiyah ini berada di lokasi terpencil, fasilitas yang kurang memadai, namun semangat sekolah adik-adik sangat luar biasa sehingga kita wajib ikut bahu membahu meringankan beban mereka” ujar Jihan selaku koordinator kegiatan IPM Mengabdi 2020.

Di kesempatan yang sama Wawan Setiawan ketua umum IPM Sumatera Selatan mengatakan, ini merupakan project kepemimpinan sosial kolaborasi, kegiatan pengabdian semacam ini sudah dilakukan setiap tahunnya oleh IPM, kegiatan ini mendidik kepedulian kader IPM agar lebih peka kepada lingkungan sosial dan pendidikan di sekitarnya, mereka dituntut juga untuk mandiri dan merasakan pahit dan getirnya kehidupan di pelosok.

“Kami sangat berharap mereka akan berubah pola pikir dan juga karakter kepemimpinannya lebih baik, ini adalah proses karena kelak mereka yang akan menjadi motor penggerak pengganti kami untuk projects IPM Mengabdi selanjutnya” tambah Wawan.

Baca Juga

4 tahun  lalu

Ini Alasan Dodi Reza Anjurkan Warga Pakai Masker Berbahan Kain

131 Redaktur Romadon

SD Muhammadiyah 4 Fillial Desa Saluran sendiri, SD kelas jauh dari sekolah induknya di Sei Lais Palembang, sekolah ini hanya memiliki satu ruangan yang dipakai untuk kelas 1 sampai 6, guru di sekolah ini pun hanya satu orang yakni ibu Komariah dibantu suaminya dalam proses pembelajaran setiap harinya. (ril)