Palembang, Pelita Sumsel – Pempek merupakan makanan khas warga Palembang. Pempek sangat mudah dicari, tak hanya dijumpai di toko dan warung-warung, namun pempek bisa ditemui melalui para penjual menggunakan sepeda keliling.
Salah satu penjual pempek sepeda yang ditemui redaksi pelitanews yakni di kawasan Lumban Tirta.
Pempek sepeda yang terjangkau harganya dan berbagai jenis pempeknya seperti pempek kulit, bulet, adaan, tahu, telor, lenjer, bahkan ada juga bakwan, dan harganya yang terjangkau, dan rasanya juga tidak kalah lezatnya, dengan pempek yang ada di toko-toko.
Adalah Pak Arwanto, salah satu penjual pempek sepeda yang telah berjualan pempek sejak tahun 1999.
“Saya lahir di Jawa merantau ke kota Palembang tahun 1999 untuk mencari pekerjaan”, katanya saat diwawancari tim pelita Sumsel minggu malam (1/12), di kediamannya jl, Mandi Aur, Sekip Jaya.
Karena kegigihan dan keinginan yang kuat, dia bekerja keras untuk bisa membuka usaha pempek sendiri. Tapi, tidak semudah seperti yang dibayangkan, dengan modal kesabaran, dia akhirnya mampu menjual pempek hasil bikinannya sendiri pada tahun 2005.
Dari tahun 2005 dia mulai merintis usahanya dengan istrinya, dan masih menjual keliling pempek dengan sepeda, yang selalu digunakannya untuk mencari kehidupan di perantauan, yang saat itu dia hanya menjual pempek 500-600 per hari nya dengan harga Rp. 500 .
Pak Arwanto yang setiap hari berjualan di Lumban Tirta, yang dulu dikenal dengan pempek sepeda dengan tanda toet-toet untuk memangil pelanggan. Berkat kegigihan dan keuletannya, Arwanto kini sudah menjadi agen pempek dengan produksi 7.000-8.000/hari, dengan 15 pegawai yang mengedarkan pempeknya di 15 titik wilayah di kota Palembang.
“Alhamdulillah dengan kegigihan dan keinginan kuat saya bisa memproduksi pempek 7000-8000 perharinya dengan bantuan 15 pegawai saya”, katanya.
Salah satu pegawai pak Arwanto yang sekarang masih tetap berjualan pakai sepeda di tempat yang sama yaitu di Lumban Tirta, Feri atau panggilan akrabnya Mang Kirun (48) laki-laki kelahiran Padang ini sudah merantau ke kota Palembang sejak tahun 2005 dengan anak dan istirnya, dia sering kali bergonta ganti pekerjaan hingga pada tahun 2017 kemaren dia mulai tertarik berjualan pempek juga, dengan mengunakan sepeda.
Feri yang sudah 2 tahun bekerja dengan Pak arwanto berjualan pempek sepeda yang setiap hari pukul 5.30 Wib, untuk mengambil pempek dan di dagangkan sekitar pukul 6.30 wib, dia mulai menaiki sepeda dan bergegas untuk mengejar pegawai Palembang Square (PS) agar bisa menghabiskan 500-600 pempek per harinya, setelah dari PS sekitaran pukul 9.00 dia mulai pindah tempat dan stay sampai sore di Lumban Tirta.
“Pukul 5.30 Wib, saya mengambil pempek di rumah pak arwanto sekitar pukul 6.30 wib, saya bernagkat untuk mengejar pegawai Palembang Square (PS) agar bisa menghabiskan 500-600 pempek setiap hari”, katanya saat di wawancarai oleh tim pelita Sumsel di pelataran Lumban Tirta.
Feri berharap melalui kerja keras dan keinginan yang kuat, dirinya bisa membuka usaha pempek sendiri.
“Pengen buat usaha dewek untuk kehidupan yang lebih layak”, tutupnya. (can)