Pemuda Makasar Adakan Perjalanan 100 Gunung Nol Rupiah

waktu baca 2 menit
Rabu, 6 Nov 2019 22:09 0 327 Admin Pelita

PAGARALAM, PELITASUMSEL – Virgiawan Listanto (21), pemuda akrab disapa Wawan yang berasal dari Makasar Sulawesi Selatan (Sulsel), berniat menakhlukkan 100 gunung di Indonesia. Dia mengemasnya dalam bentuk perjalanan murah, bernama perjalanan 100 gunung nol Rupiah.

Saat berada di Kota Pagaralam Sumsel, mendaki Gunung Dempo, Wawan mengatakan kepada Pelita Sumsel, saat ini dia telah berhasil naik dan turun dari 25 gunung di nusantara.

“Saya berkeinginan menjelajahi Indonesia melalui puncak gunung, namun tetap menjaga solodaritas pendakian. Saat ini, para pendaki dan pecinta alam, rasa solidaritasnya sudah memudar. Kalau tahun 2015 kebawah, solidaritas antar sesama pendaki masih sangat terasa, siapapun itu, meski tidak saling kenal, tapi tetap tergur sapa. Saya ingin membangkitkan lagi budaya semacam itu, melalui program 100 gunung nol Rupiah,” kata dia.

Wawan mengaku, perjalanan naik turun gunung dengan modal ‘Dengkul’ bukan sesuatu hal yang mustahil. Sejak tahun 2012, dia bercita cita mewujudkan hal semacam itu.

“Nol Rupiah itu maksudnya tidak berbiaya pribadi. Sebelum berangkat, saya cari link pecinta alam di kabupaten atau kota tujuan, kemudian saya chat ajak naik bareng. Kalau sudah fix, saya akan berusaha untuk berangkat, naik apa saja, menumpang yang bisa gratis, dijalan saya makan di rumah makan, saya ngomong tentang program saya ini, biasanya dipersilahkan makan tidak bayar, dengan syarat cuci piring,” ujarnya.

Hal mengejutkan lagi, Wawan melakukan semua itu hanya seorang diri, termasuk dia berangkat dari Makasar pun seorang diri.

“Pernah saya terdampar di SPBU, pernah sakit juga selama 10 hari di Medan, dan dirawat di rumah pendaki yang saya kenal. Saya juga mengabadikan semua momen pendakian di Facebook, Instagram dan Youtube, hal itu menjadi bukti perjalanan yang saya lakukan benar benar nyata,” tutur dia.

Wawan menambahkan, jiwa petualangnya itu didapatkan dari sang ibunda. Meski dia anak ke 2 dari dua bersaudara, namun ibundanya tetap memberi restu, karena mewarisi darah pendaki dari ibu.

“Ibu saya dulunya juga seorang pendaki, jadi saya yakin hak itu diwariskan kepada saya. Orangtua saya memberi restu perjalanan panjang saya, dan mendukung saya bisa menakhlukkan 100 gunung di tanah air ini,” pungkasnya. (do).

LAINNYA