Jalan Sepucuk-Simpang Kijang’Rusak Parah Akibat Proyek Tol

waktu baca 5 menit
Selasa, 16 Jul 2019 09:33 0 182 Admin Pelita

Kayuagung, Pelita Sumsel – Kerusakan ruas jalan sepucuk dan jalan simpang kijang kian dikeluhkan masyarakat.

Bukan hanya becek berlumpur, Lubang menganga sangat dalam juga membahayakan kendaraan yang melintas.

Selain itu yang lebih membahayakan lagi, besi -besi behel dengan ukuran cukup besar bekas cor beton menyeruak keluar.

Kondisi ini sudah lama terjadi dan cukup meresahkan masyarakat. Mamat warga Desa Talang Jaya Kecamatan Sungai Menang saat melintas dilokasi mengatakan, hampir sepanjang ruas jalan tersebut terdapat besi – besi yang menyeruak.

“Bahaya pak, selain bisa melukai besi tersebut bisa saja membuat ban kendaraan bocor pak.” ujarnya, Senin, (16/7).

Kerusakan parah jalan itu tidak bisa ditampik akibat aktivitas kendaraan material proyek tol yang over kapasitas.

Di Kecamatan Kota Kayuagung, kerusakan terjadi dari Kelurahan Sukadana hingga Desa Arisan Buntal. Kerusakan jalan juga terjadi di Kecamatan Mesuji Raya hingga zona Simpang Kemang Mesuji Lampung.

Selain titik-titik tersebut, kerusakan jalan juga terjadi di ruas jalan Simpang Celikah-Sp. Padang. Terparah di Desa Kijang Ulu Kecamatan Kayuagung dan Desa Tanjung Alai Kecamatan SP Padang.

Walaupun saat ini sudah mulai diperbaiki namun perbaikan dinilai masyarakat tidak maksimal justru membahayakan pengendara karena perbaikan hanya menghamburkan batu agregat A yang tidak lagi dirapikan ataupun diratakan.

Win dan Firman Pengguna sepeda motor yang melintas di jalan Kijang mengaku kesulitan tatkala melewati jalan yang saat ini diperbaiki pihak Waskita Karya yang justru membahayakan keselamatan jiwa.

“Licin kalau tidak hati-hati bisa terjatuh” tungkasnya.

Kekecewaan masyarakat kian menjadi akibat pernyataan salah satu staf Seksi A1 PT Waskita Karya (persero) tbk Agusniko, kepada awak media, Minggu (14/07) lalu yang menyatakan, kerusakan jalan yang ada memang telah terjadi sebelum proyek pembangunan jalan tol berlangsung.

Bahkan Agus menyatakan, walaupun jalan yang ada memang sudah rusak sebelumnya, pihak Waskita Karya selalu bertanggungjawab untuk memperbaiki kerusakan jalan tersebut secara rutin.

“Jalan tersebut akan kami aspal jelang proyek rampung yang diperkirakan pada bulan Oktober nanti. Dan saya tidak berani nuduh kalo jalan rusak tersebut juga tanggung jawab Pemkab OKI, tapi yang pasti memang jalan ini sudah rusak sebelum proyek tol berjalan,” ungkap Agusniko sebagaimana dikutip dari

Pernyataan oknum pegawai Waskita ini dibantah langsung oleh Hasanuddin, Warga Desa Kijang. Ia menuturkan, jalan raya Kijang – SP Padang yang sebelumnya mulus dan bagus saat ini kondisinya rusak dan berlubang, semua diakibatkan oleh dampak mobilisasi kendaraan tonase berat, milik sub kontraktor yang tengah membangun Proyek Tol Kayuagung – Palembang.

“Dulu jalan ini mulus, sekarang lihat kondisinya. Memang ada perbaikan sekedarnya dengan hamparan batu. Kami ingin jalan ini kembali seperti semula” tungkasnya.

Sebelumnya, Jalan Kayuagung Sepucuk sepanjang 38 Km dan jalan Kijang (Simpang Celikah-SP Padang) sepanjang 15 Km pernah menjadi ikon infrastruktur kebanggaan warga OKI.

Ruas Kayuagung-Sepucuk-Pedamaran Timur menjadi akses utama bagi warga empat kecamatan; Sungai Menang, Pedamaran Timur, Cengal, Mesuji Raya menuju Ibu Kota Kabupaten di Kayuagung.

Jalan yang membentang sepanjang 38 Km ini mulanya hanya jalan rintisan tanah timbun di hamparan hutan gambut.

Pembukaan jalan Sepucuk bahkan sudah dimulai oleh tiga  Bupati OKI sebelumnya. Yusuf Halim, F. Rozi Dahlan dan Ishak Mekki  namun karena keterbatasan anggaran dan kontur tanah gambut yang labil membuat pembangunan jalan ini tidak tuntas dalam satu tahun anggaran.

Berdasarkan data Dinas PU Tata Ruang Kabupaten OKI, jalan Kayuagung-Sepucuk telah tersambung dengan kontruksi cor beton sepanjang 38, 7 Km dengan rincian, Tahun 2014 dibangun sepanjang 1,56 Km, Tahun 2015 sepanjang 5,687 km, 2016 sepanjang 12, 265 tuntas di tahun 2018.

“Membangun jalan di tengah rawa biayanya tentu lebih tinggi dari pada jalan biasa. Butuh upaya khusus, apalagi kita dihambat oleh keterbatasan biaya, tapi ini sudah komitmen pak Bupati karena pentingnya akses jalan ini bagi masyarakat di lima kecamatan,” ungkap Kepala Dinas PU Tata Ruang Kabupaten OKI, Ir HM Hafidz MM

Sebelumnya Bupati Ogan Komering Ilir, H. Iskandar, SE berharap tembusnya jalan penghubung kawasan pantai timur OKI ini dinilai akan menumbuhkan sumber-sumber perekonomian baru bagi masyarakat di sekitarnya.

“Kami ingin mengembangkan semua potensi. Juga multiplier effectnya menguntungkan  bagi masyarakat,” pungkasnya kala itu.

Selain sepucuk, jalan Simpang Celikah-Sirah Pulau Padang pernah menjadi penopang jalur lintas timur Kayuagung-Palembang. Jalan sepanjang 15 km ini dibangun dengan dana rakyat sejak tahun 2015 dan tuntas pada tahun 2017.

Pembangunan juga dilakukan secara bertahap akibat keterbasan anggaran.

Terkait kerusakan jalan kabupaten akibat aktivitas proyek tol ini, Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir, beberapa kali menagih janji PT Waskita Karya selaku kontraktor pembangunan Jalan Tol Trans-Sumatera dan Tol Kayuagung-Palembang-Betung yang sebelumnya menyatakan bersedia memperbaiki kerusakan jalan tersebut.

“Kami menagih janji, karena pembangunan tol sudah mencapai 80 persen. Khawatir nanti setelah tol selesai, eh ditinggal begitu saja,” kata Wakil Bupati OKI M Djakfar Shodiq saat memimpin rapat evaluasi pembangunan jalan tol di Kantor Bupati OKI.

Menanggapi keluhan tersebut perwakilan dari PT Waskita Karya Andriyansyah mengatakan perusahaannya tetap berkomitmen untuk memperbaiki jalan rusak akibat aktivitas pembangunan tol.

Namun, proses perbaikan tersebut tidak bisa berlangsung cepat karena terjadi perubahan dalam struktur perusahaan sehingga harus menunggu proses internal. Namun demikian, Waskita Karya tetap komitmen akan memperbaiki jalan hingga seperti semula.

“Kami tetap komitmen untuk lakukan perbaikan contohnya jalan di Jembatan Komering sudah dikembalikan seperti semula demikian dengan trotoarnya,” (sahilin)

LAINNYA