Pilpres 2019: Sumsel Bisa Jadi Lumbung Suara Jokowi

waktu baca 3 menit
Jumat, 28 Des 2018 11:22 0 130 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita Sumsel – Provinsi Sumatera Selatan masuk dalam bidikan tim kampanye nasional (TKN) untuk menjadi lumbung suara Jokowi-Ma’ruf. Hal itu ditandai dengan dikukuhkannya tim kampanye daerah (TKD) Sumsel langsung oleh capres petahana Joko Widodo, hal mana menunjukan pentingnya sumbangsih suara pemilih Sumsel. Optimisme Sumsel bisa menjadi lumbung suara juga karena adanya keterlibatan tokoh-tokoh sentral Sumatera Selatan dalam tim kampanye seperti 3 gubernur Sumsel dari tiga periode berurutan yakni Syahrial Oesman, Alex Noerdin dan Herman Deru.

Posisi Sumsel yang diharapkan menjadi lumbung suara diakui sekretaris TKD Sumsel Giri Ramanda Kiemas merupakan tantangan luar biasa. Itu karena timnya harus membalik keadaan, karena di pilpres 2014 lalu, Jokowi kalah di provinsi ini. Giri mengaku timnya sudah berulang kali menggelar rapat strategi dan kini sedang bekerja. Menurutnya, pastilah target menang di Sumsel ini menjadi cambuk bagi tim untuk bekerja serius memenangkan Jokowi-Ma’ruf secara fair dan terhormat. “Dari sisi kekuatan, tak bisa dibantah kami sekarang ini cukup kuat. Baik dari sisi partai pengusung maupun dari sisi tokoh yang terlibat dalam tim. Namun demikian harus diakui, pekerjaan ini tidak ringan. Kami harus turun door to door dan menyampaikan kebenaran kepada rakyat. Karena ternyata di akar rumput, fitnah dan kampanye hitam kepada Pak Jokowi ini luar biasa terasa,” ujarnya kepada media Jum’at (28/12).

Giri mengaku timnya cukup kerepotan menghadapi kampanye hitam ini, karenanya ia meminta pihak berwenang turun tangan. Giri meminta kepolisian untuk pro aktif menindak penyebar hoaks dan fitnah. Ia juga meminta agar bawaslu kerja keras mengawasi jangan sampai kampanye hitam menggema di Sumsel. Diakuinya jika kabar bohong, hoaks dan fitnah ini bisa dieliminir, raihan suara di Sumsel akan signifikan, Sumsel bisa jadi lumbung suara Jokowi. “Kita ini di Sumsel sudah berpengalaman menggelar pemilu. Beberapa kali pilkada juga pilpres. Jadi ini harus berlangsung fair dan bersih. Pemilu harus jadi sarana pendidikan politik, jangan sampai gara-gara pilpres orang baik jadi penyebar hoaks,” pungkasnya.

Sementara itu peneliti Lembaga Survei Politik Indonesia (LSPI) Budiyana menilai, di atas kertas harusnya Jokowi-Ma’ruf bisa menang di Sumsel. Menururnya, parpol pengusung Jokowi cukup banyak dan sedang pegang kendali. Lalu tokoh-tokoh yang terlibat dalam tim juga bukan tokoh sembarangan, semua punya pengaruh dan punya konstituen. Namun karena ini adalah pertarungan ulang, pemilih biasanya suka mengidentifikasi diri sebagai pemilih lama, sederhananya jika di pilpres 2014 lalu memilih Prabowo maka sekarang akan melakukan hal yang sama, kecuali jika ada alasan baru atau argumen baru yang masuk di akal untuk berubah. Kalau tim Jokowi mampu melakukan itu, apa yang ada di atas kertas akan jadi kenyataan,” ujarnya.

Budiyana menambahkan, argumen baru untuk berpihak kepada Jokowi sebenarnya cukup banyak. Bagaimanapun Jokowi sudah bekerja empat tahun lebih. Banyak yang sudah dikerjakan. Ada dia punya prestasi. “Sekarang seharusnya tim Jokowi lebih mudah menjelaskan kesuksesan pembangunan. Di pilpres 2014 saat sama-sama belum bekerja, Jokowi bisa menang. Masa sekarang sudah ada bukti kerja empat tahun terakhir, malah gak menang. Harusnya menang banyak itu. Tapi ya itu tadi, mampu tidak menjelaskannya ke bawah,” pungkasnya.

Sementara itu Sahrun Sobri dari tim relawan Sumsel Bersatu Menangkan Jokowi-Ma’ruf menyatakan timnya tengah bekerja di akar rumput, berkampanye di daerah-daerah hingga ke pelosok. Relawan pemenangan sudah diaktivasi sampai ke tingkat desa. Di seluruh desa di Sumsel sudah terbentuk relawan dan mereka tengah bekerja. Sahrun optimis, berita bohong dan fitnah bisa dilawan secara langsung dengan penjelasan door to door. “Kami bergerak secara sistematis dan massif di semua wilayah, kita sekarang sangat bersemangat karena bukan saja punya misi memenangkan Jokowi tetapi juga melawan kezaliman. Menghancurkan para penyebar fitnah dan hoaks itu ibadah. Ini perang lahir batin,” ujarnya. (yf)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA