GARUT, Pelita Sumsel- Tim Kampanye Nasional (TKN) Capres dan Cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin menghadiri acara Istigasah Kubra di Kabupaten Garut, Senin (3/12/2018). Acara itu dihadiri sejumah kiai dan para Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Garut, Jawa Barat.
Direktur Relawan TKN Jokowi-Ma’ruf, Maman Imanulhaq dalam sambutannya menyampaikan, komitmen Jokowi untuk memperjuangkan kepentingan umat Islam.
“Buktinya terlihat dari intensitas pertemuan Jokowi dengan para ulama di berbagai pesantren yang dikunjungi, termasuk mengundang mereka ke Istana.” Ujar Maman di hadapan puluhan ribu jamaah istighasah kubro, di Garut, Jawa Barat, Senin (3/12/2018).
“Komitmen keislaman Jokowi juga dibuktikan dengan membangun Universitas Islam Internasional Indonesia dan mendorong RUU Pondok Pesantren,” ulas Maman.
Maman yang juga Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, Jawa Barat itu Menuturkan, banyak kebijakan Jokowi yang mendukung ekonomi umat Islam. Misalnya, mendirikan 40 bank wakaf mikro dan mendorong kerja sama dengan perusahaan serta organisasi Islam.
Dia menambahkan, era kepemimpinan Jokowi dikeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) mengenai penetapan Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober.
Selain dihadiri sejumlah kiai, istigasah kubra dihadiri ribuan peserta dari berbagai pesantren sekabupaten Garut. Sejumlah kiai yang hadir, yaitu DR. KH. Manarul Hidayah, Habib Umar Assegaf, dan KH. Nuh Addawami.
Pada kesempatan berbeda, senada dengan Maman, Peneliti dan Kajian Intelijen Universitas Indonesia Ridlwan Habib membeberkan, bukti lain pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pro terhadap Islam ialah saat digelarnya acara Reuni Akbar 212 berjalan lancar dan damai.
“Kelancaran acara reuni ini membuktikan rezim Jokowi pro Islam. Acara sebesar itu sangat lancar karena petugas juga sangat membantu,” kata Ridlwan di Jakarta.
Menurut Ridlwan, pemerintah sudah memfasilitasi aspirasi rakyat dengan dibantu aparat keamanan untuk kelancaran jalannya acara tersebut. Soal kuatnya tudingan rezim Jokowi anti Islam dan membatasi kegiatan Islam, kata Ridlwan, terbantahkan. “Ada ribuan aparat keamanan yang mengatur lalu lintas, petugas kebersihan, bahkan jadwal kereta api di Gambir pun dialihkan ke stasiun lain demi kenyamanan peserta reuni,” tuntas Ridlwan. (ril/mda)