Terapkan Belajar Jarak Jauh Bagi Warga Binaan

waktu baca 2 menit
Kamis, 30 Agu 2018 15:41 0 138 Redaktur Pelita Sumsel

Reporter : Faldy”fly”Lonardo.

Palembang, Pelita Sumsel – Dalam mendukung program pemerintah tentang wajib belajar, Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) kelas 1 Palembang, telah mendirikan sekolah jarak jauh atau sekolah Filial semenjak tahun 2014, bagi para warga binaan yang seluruhnya masih masuk dalam usia wajib belajar.

“Semenjak 2014 sekolah ini berdiri, dari tingkatan SD, SMP dan SMA,” ungkap Kepala LPKA Kelas 1 Palembang, Wahyu Hidayat, usai acara Lokakarya di LPKA Pakjo Palembang, Kamis(30/8).

Wahyu mengatakan sekolah filial ini merupakan sebagai bentuk binaan lain dari Lapas, yang tujuannya yakni supaya warga binaan yang ada di LPKA tersebut, bisa mendapatkan pendidikan yang sama, meski mereka masih dalam pembinaan di lapas tersebut.

“Dampaknya bagus sekali buat warga binaan, karena mereka bisa mendapatkan ijasah yang setara dengan anak-anak diluar lapas, ini nantinya akan menjadi bekal buat mereka setelah keluar,”ujarnya.

Hal senada dikatakan Kepala Sekolah Filial LPKA Kelas 1 Palembang, Nurbaiti, dimana selama menjadi Kepala Sekolah di Sekolah ini, dirinya mendapatkan suatu pengalaman yang tidak dia dapatkan dari tempat lain.

“Sudah 4 tahun saya jadi kepala sekolah, mengajar juga dan kesemuanya ini dilakukan dengan ikhlas dan tidak dibayar, murni pengabdian,”ujarnya.

Nurbaiti, yang juga Kepala SMP Negeri 22 Palembang ini melanjutkan bahwa ada 32 Orang Guru yang mengajar di lapas tersebut, kesemuanya juga tidak dibayar, dengan metode pengajaran guru yang hadir ke lapas serta kurikulum disekolah ini sama dengan sekolah lainnya.

“Setelah melalui ujian Nasional dan dinyatakan lulus, mereka berhak mendapatkan Ijazah yang sama dengan sekolah lain, tidak ada bedanya, bisa di gunakan mereka untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lagi,”lanjutnya.

Tentang Kendala yang dihadapi selama mendidik, Nurbaiti mengungkapkan tentang kesulitan pihak sekolah untuk mendapatkan data diri dari siswa yang ada dilapas, karena biasanya, baik siswa atau pihak keluarganya sendiri tidak bisa melampirkan data pribadi yang kita gunakan untuk administrasi, apalagi sekarang mendaftarnya secara online.

“Kesulitannya ya disitu, kadang pihak keluarga dari warga binaan yang menjadi siswa disini terkesan tidak mau mengurusi hal itu, padahal ini penting buat sang anak dalam mengenyam pendidikan,” pungkasnya.

Editor: Wawan Hasbuan

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA