Ada Sejarah Penting di 4 Syawal

waktu baca 2 menit
Senin, 18 Jun 2018 18:23 0 214 Redaktur Pelita Sumsel

Palembang, Pelita Sumsel-Momentum 4 syawal 1236 H (1821) adalah diasingkannya Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II dari Palembang ke Ternate dengan kapal laut, maka atas dasar momen 4 syawal inilah kita gunakan selain untuk mempererat tali silaturahmi juga sebagai ajang mengenang sejarah Pahlawan Nasional dan simbol perlawanan Palembang melawan penjajahan ungkap SMB IV RM Fauwaz Diradja dalam acara Halal Bihalal di Kediaman SMB IV, Senin(18/6).

SMB IV, RM Fauwaz Diradja mengatakan kegiatan halal bihalal ini sebagai bentuk kegiatan silaturahmi dan momen keakraban dengan warga Palembang.

” ada peristiwa sejarah penting di 4 syawal 1236 H, dimana SMB II diasingkan ke Ternate maka ingatlah bahwa pejuang kita dahulu adalah orang-orang yang tak kenal menyerah sampai akhir hayat dan hari ini juga sebagai pengingat kita bahwa jangan lagi hidup dijajah,” ungkap SMB IV.

syair yang dibuat oleh cucu SMB II Raden Haji Abdul Habib Prabu Diratjah

RM Fauwaz menambahkan salah satu untuk mengenang peristiwa tersebut ialah syair yang dibuat oleh cucu SMB II Raden Haji Abdul Habib Prabu Diratjah yang lahir di Ternate.

Sementara itu ketua Dewan Kesenian Palembang (DKP) Vebri Al Lintani mengatakan kalau setiap 4 syawal dirinya selalu teringat dengan syair yang dibuat oleh cucu SMB II yang lahir 9 syawal 1236 H tersebut, dimana syair itu selalu di lantunkan setiap tanggal 4 syawal untuk mengenang SMB II dan tidak hanya itu saja, syair tersebut dilantunkan saat pemberian gelar.

“Bagi saya syair ini penuh makna karena syair ini mengingatkan bahwa kalau tidak dikhianati dan tidak di ciderai kita tidak akan kalah melawan penjajah,” ungkap vebri.

Dalam wawancara terpisah Kemas A.R. Panji menambahkan dalam sejarahnya SMB II ini tidak pernah menyatakan kalah perang dan menyerahkan kekuasaannya kepada Belanda, beliau terpaksa memilih utk diasingkan pada 4 syawal untuk menghindari pertumpahan darah yang lebih besar dan menyelamatkan seluruh warga Palembang dari penjajah pada waktu itu.

dan sampai di Ternate pun beliau tidak pernah menyerah dan bahkan beliau menjadi penasehat sultan di Ternate pada waktu itu karena beliau itu Alfahiz (Ulama) dan Umaroh.

” nilai-nilai inilah yang harus dipahami dan dihayati oleh masyarakat palembang dan Sumatera Selatan yaitu nilai kepahlawan dimana tidak pernah menyerah, nilai ketaatan dalam beragama, nilai kecerdasaan dalam siasat perang,” Ujar Sejarawan Palembang.(fly)

Redaktur Pelita Sumsel

Media Informasi Terkini Sumatera Selatan

LAINNYA