Palembang, Pelita Sumsel— PLN Unit Induk Distribusi Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu (UID S2JB) kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga keterbukaan informasi kepada publik. Lewat kehadirannya dalam Dialog Interaktif RRI Pro 1 Palembang, PLN S2JB meluruskan isu yang sempat beredar di masyarakat mengenai isu kenaikan tarif listrik pasca Idul Fitri.
Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama: Wahyudi, Senior Manager Keuangan, Komunikasi, dan Umum PLN UID S2JB; Henry Nugroho, Manajer UP3 Palembang; serta Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sumatera Selatan, Taufik Husni.
Dalam penjelasannya, Wahyudi menegaskan bahwa tidak ada kenaikan tarif listrik untuk pelanggan rumah tangga pasca Idul Fitri. Hal ini sejalan dengan keputusan pemerintah melalui Kementerian ESDM dan PT PLN (Persero).
“Penyesuaian tarif memang dilakukan secara berkala dan terbuka. Namun untuk pelanggan rumah tangga nonsubsidi dengan daya 450 VA hingga 2.200 VA, tarif listrik masih tetap seperti sebelumnya. Tidak ada perubahan tarif pasca Idul Fitri,” jelas Wahyudi.
Senada dengan hal tersebut, Henry Nugroho menambahkan bahwa kenaikan tagihan listrik yang dialami sebagian pelanggan bukan disebabkan oleh kenaikan tarif, melainkan pemakaian akibat meningkatnya konsumsi selama masa libur panjang.
“Biasanya saat libur Ramadan hingga Idul Fitri, konsumsi listrik rumah tangga meningkat. Banyak keluarga berkumpul, alat elektronik digunakan secara bersamaan, dan durasi pemakaian listrik pun bertambah. Ini yang menyebabkan tagihan terasa lebih tinggi dari bulan sebelumnya,” ujar Henry.
Menanggapi hal tersebut, Ketua YLKI Sumatera Selatan, Taufik Husni, menekankan pentingnya literasi energi dan peran aktif masyarakat dalam memantau konsumsi listrik mereka.
“YLKI mengapresiasi langkah PLN dalam membuka ruang dialog publik seperti ini. Kami mengajak masyarakat untuk tidak hanya reaktif terhadap tagihan, tapi juga lebih aktif dalam memahami pola konsumsi listrik mereka. Gunakan aplikasi PLN Mobile untuk cek tagihan, catat penggunaan, dan manfaatkan fitur-fitur edukatif yang tersedia,” ujar Taufik.
“Keterbukaan informasi dan komunikasi dua arah seperti ini menjadi bentuk perlindungan konsumen yang konkret,” tambahnya.
PLN UID S2JB berharap melalui kegiatan seperti ini, kesalahpahaman terkait isu kelistrikan dapat diminimalkan, dan kepercayaan publik terhadap layanan PLN semakin meningkat. Masyarakat juga didorong untuk terus memanfaatkan aplikasi PLN Mobile sebagai sumber informasi dan layanan kelistrikan yang terpercaya, cepat, dan mudah diakses.