Jakarta, Pelita Sumsel – Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan stok pangan stabil dan harga kebutuhan pokok akan tetap terkendali menjelang bulan suci Ramadan. Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Perencanaan Kerjasama dan Humas Bapanas, Risfaheri.
“Dalam catatan dan pemantauan kami di lapangan, menghadapi hari besar keagamaan terutama Ramadan dan Idul Fitri stok pangan kita masih dalam kondisi aman dan harga cukup terkendali,” kata Risfaheri dalam diskusi “Menjaga Stabitas Harga dan Keterbatasan Pangan” yang diadakan Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Jakarta, Senin (20/3).
Namun meski begitu, Risfaheri tidak menampik terjadi kenaikan pada beberapa komoditas tertentu seperti cabai dan beras. Cabai misalnya, mengalami peningkatan kenaikan harga yang cukup tajam, namun tetap dapat disiasati dengan berbagai pendekatan seperti memasyarakatkan gerakan tanam cabai di sekitar pekarangan.
“Salah satu yang naiknya cukup tajam terkait dengan komoditas adalah cabai, namun dapat diantisipasi dengan langkah-langkah menggerakkan atau memasyarakatkan menanam cabai di pekarangan,” katanya.
Menurut Risfaheri, cabai memang merupakan salah satu komoditas yang rentan. Ia tidak bisa disimpan lama serta cepat rusak pertumbuhannya jika tidak didukung cuaca dan iklim yang kondusif.
Begitu pun dengan beras. Jika dibandingkan dengan tahun 2022, tahun ini beras mengalami kenaikan harga. Namun ini dipengaruhi oleh siklus produksi seperti pupuk, BBM, dan lain sebagainya yang digunakan untuk proses produksi.
“Kita harus menjaga kedua belah pihak, baik di hulu di tempat petani. Tujuannya bagaimana petani diberi harga yang wajar sehingga mereka selalu termotivasi untuk meningkatkan produksinya. Kemudian bagaimana kita menjaga di tingkat konsumen dengan harga yang wajar sehingga bisa terjangkau harga tersebut. Ini kedua belah pihak harus kita jaga,” katanya.
Harga Batas Gabah Petani
Risfaheri juga menyinggung soal implementasi Surat Edaran (SE) No.47/TS.03.03/K/02/20230 tentang Harga Batas Atas gabah (selling price) petani. Menurutnya, implementasi dari surat edaran ini telah berdampak positif terhadap penurunan harga beras di masyarakat sejak dikeluarkan pertama tahun 2017.
“Waktu itu harganya mencapai enam ribu dua ratus. Sekarang dengan adanya surat edaran ini mengalami penurunan, kita sesuaikan dengan harga lima ribu. Jadi memang harus ada penyesuaian, supaya petani tetap semangat untuk memproduksi dan Bulog dapat menyerap beras milik petani,” katanya.
Sementara itu terkait kebijakan pangan murah, Risfaheri membeberkan Bapanas telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah di berbagai tempat dengan membuka dan mengadakan pasar murah dengan alokasi anggaran dari Bapanas dan APBD.
“Di Kabupaten/Kota, kita adakan pasar murah dengan anggaran yang dialokasikan dari Badan Pangan Nasional dan APBD. Sejauh ini frekuensinya akan terus ditingkatkan dan cakupannya diperluas,” bebernya.
Dengan adanya kebijakan ini, ia berharap situasi akan semakin stabil terutama dalam menyambut bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri.
Adapun terkait, skema bantuan sosial (bansos) pangan berupa telur, beras dan ayam adalah untuk menekan inflasi. Ia mengatakan secara teknis ini menjadi kewenangan Kementerian Sosial.
Bapanas hanya berperan menyediakan stok Bulog dan BUMN pangan. Namun dengan adanya bansos, kata Rifaheri telah sangat membantu Badan Pangan memperbaharui ketersedian stok bagi kebutuhan pokok masyarakat.
“Terkait bantuan sosial itu menjadi kewenangan teman-teman di Kementerian Sosial. Kami di Badan Pangan hanya berperan dalam rangka menyiapkan Bulog maupun BUMN Pangan. Jadi kita hanya menyediakan bahan pangan untuk penyaluran bansos tersebut,” katanya.(yf/ril)
Kegiatan FMB9 juga bisa diikuti secara langsung di kanal youtube FMB9ID_IKP. Nantikan update informasi akurat, data valid dengan narasumber terpercaya di FMB9ID_ (Twitter), FMB9.ID (Instagram), FMB9.ID (Facebook).