OKI, Pelita Sumsel- Bupati Ogan Komering Ilir (OKI), H. Iskandar, SE mencanangkan program desa cantik atau desa cinta statistik. Desa cantik merupakan program Badan Pusat Statistik (BPS) dalam rangka peningkatan kompetensi aparatur desa dalam pengelolaan dan pemanfaatan data sehingga perencanaan pembangunan desa lebih tepat sasaran.
“Kalau pemahaman statistiknya semakin baik, aparat desa bisa gunakan data-data itu untuk membangun desanya,” kata Bupati OKI. Iskandar, SE saat mencanangkan Desa Cantik di Kayuagung, Selasa (21/06/2022).
Di Ogan Komering Ilir sebanyak empat desa ditetapkan sebagai pelopor desa cantik, yaitu Desa Sedyo Mulyo Kecamatan Mesuji Makmur, Pangarayan Kecamatan Tanjung Lubuk, Kijang Ulu Kecamatan Sirah Pulau Padang , dan Desa Kalideres Kecamatan Mesuji. Empat desa ini juga jadi perwakilan Kabupaten OKI di tingkat nasional.
Bupati Iskandar meminta segenap perangkat desa yang ditunjuk untuk menyambut positif pencanangan itu. Sebab, data potensi Desa berpengaruh besar pada kebijakan yang direncanakan agar lebih tepat sasaran.
“Pemerintah desa harus semangat. Ini waktunya kita melihat lebih jelas potensi yang ada di desa. Serta bisa menginspirasi desa lainnya,” ungkapnya.
Dirinya berharap, desa lainnya bisa termotivasi dan terjadi kompetisi yang sehat dalam hal pengelolaan data. Sehingga melalui Desa Cantik dapat diwujudkan yang desa maju.
“Saya malah berterima kasih kepada BPS karena inovasi ini bisa memantik kompetisi yang sehat untuk desa di OKI. Menuju desa yang semakin maju,” imbuhnya.
Kepala BPS Kabupaten Ogan Komering Ilir, Anugrahani Prasetyowati, SST., M.Si., mengatakan di tahun ini seluruh kabupaten/kota diwajibkan memiliki desa atau kelurahan untuk dilakukan pembinaan Desa Cantik (Cinta Statistik)
“Desa Cantik (Cinta Statistik) ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi aparatur desa dalam pengelolaan dan pemanfaatan data, sehingga perencanaan pembangunan lebih tepat sasaran”, ujarnya.
Lebih lanjut, Ani mengungkapkan 4 desa yang terpilih sebagai Desa Cantik karena kabupaten dalam melakukan program pembangunan telah berbasis data.
” Empat desa tersebut telah menggunakan perencanaan, evaluasi, dan kebijakan pembangunan berbasis data hal ini menjadi acuan kita sehingga dapat menjadi contoh desa-desa lain,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala BPS Provinsi Sumatera Selatan, Dr. Zulkifli., M.Si menjelaskan Desa Cantik ini adalah upaya mengelola sumber daya dan mengidentifikasi kendala-kendala pembangunan di desa secara optimal dengan berlandaskan dengan statisiktik.
“Kita lebih mudah mengetahui data potensi desa secara detail, apakah itu bisa dikelola menjadi desa wisata, atau desa edukasi dan lain sebagainya. Dengan ini masyarakat di desa tidak lagi kebingungan membaca data dan memanfaatkannya”, kata Zulkifli.
Masih disampaikan Zulkifli, Desa Cantik ini akan mendapatkan pendampingannya antara lain, mulai dari pengumpulan, pemeriksaan, pengelolaan hingga penyajian data, guna peningkatan pembangunan khususnya di wilayah desanya.(arl)