Palembang, Pelita Sumsel – Gubernur Sumsel H. Herman Deru mendapat apresiasi dari segenap warga Kota Palembang. Hal ini tak lain karena keberhasilannya menghadirkan wajah baru pada monumen bersejarah Monpera dengan tampilan yang sangat instagramable.
Dalam sambutannya saat meresmikan Taman Area Publik Kawasan Monpera dan Pojok Baca Digital Kawasan Monpera, Sabtu (29/1), Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengatakan bantuan yang diberikan Pemprov melalui Dinas Perkim Sumsel ini tidak sebanding dengan perjuangan yang telah diberikan para pahlawan terdahulu.
Melalui perbaikan wajah baru Monpera tanpa meninggalkan bentuk aslinya diharapkannya dapat menjaga spirit perjuangan yang telah dicontohkan para pejuang.
” Kita (Pemprov) ingin bantu Palembang dari berbagai sektor, jadi bukan hanya infrastruktur jalan, jembatan dan drainase yang kita bantu. Tapi Saya juga ingin membuat warga Palembang bahagia. Karena kalau warganya bahagia jadi semangat membangun daerah,” ujarnya.
Lebih jauh Herman Deru juga berpesan kepada Walikota Palembang agar dapat mengajak masyarakat menjaga Icon kebanggaan wong Palembang tersebut.
Dengan cara tidak mengotori, menjaga kebersihan dan menjaganya dari tangan-tangan jahil yang suka merusak fasilitas yang telah disediakan
“Jika nanti ada pemuda yang kreatif graviti ini bisa difasilitasi jangan sampai tempat yang sudah dibangun begitu indah ini tercoreng keindahannya bahkan tercoreng maknanya,” ujar Herman Deru.
Herman Deru juga berpesan agar menjadikan Pojok Baca Digital yang ada sebagai sarana tempat literasi semua ilmu pengetahuan. Tak terbatas pada kalangan anak-anak atau remaja tapi juga pada seluruh masyarakat yang berkunjung ke kawasan Monpera.
Kepala Dinas Perkim Sumsel, Basyaruddin Akhmad mengatakan kawasan ini memiliki luas hampir 4 hektare. Adapun rehab perbaikan yang mereka lakukan terfokus pada penataan kawasan dan penataan ini tidak mengubah grand desain yang ada.
“Kita hanya menyelaraskan pembangunan dan lingkungan untuk tetap menjaga cagar budaya. Dalam penataannya kita juga menggunakan konsep pendekatan kearifan lokal dengan arsitektur lokal khas Sumsel, mulai dari lampu taman, meja dan lainnya sehingga lebih eyecatching dan instagramable,” ujar Basyaruddin.
Beberapa fasilitas yang dibangun antara lain, fasilitas jogging track, taman bermain, serta fasilitas parkour untuk anak muda serta tampilan yang menjelaskan tentang Pertempuran Perang Lima Hari Lima Malam.
“Ini untuk mengedukasi masyarakat tentang pertempuran lima hari lima malam yang terjadi tahun 1947 silam,” jelasnya.(DN)