Gambar_Langit Gambar_Langit

3 Tahun Berturut-turut Duku Komering di Kecamatan BP Peliung Menghilang

waktu baca 4 menit
Rabu, 12 Jan 2022 15:16 0 315 Admin Pelita

OKU Timur, Pelita Sumsel – Buah duku  Dibeberapa Kabupaten seperti Kabupaten OKU Selatan dan Baturaja OKU sudah mulai panen, sebagian buah dibawa para tengkulak ke pulau jawa untuk dijual, sebagian lagi dijual Diruas-ruas jalan raya yang ada di Kabupaten sekitar.

Namun di OKU Timur sendiri  buah duku komering hilang dari hiruk pikuk kehidupan masyarakatnya, tidak seheboh dari tahun-tahun sebelumnya. Sebab dibeberapa Kecamatan pohon Duku Komering hanya berbuah sedikit bahkan ada yang tidak berbuah.

Seperti di Kecamatan Buay Pemuka Peliung, ada beberapa Desa yang pernah menjadi penghasil terbanyak buah duku komering, sudah 3 tahun terakhir hasil buah Duku turun sangat drastis, bahkan ada yang tidak berbuah sama sekali yang sebelumnya selalu berbuah. Seperti desa Negeri Agung, Pulau Negara dan Bantan.

Warga menunjukkan pohon Duku yang tidak berbuah

Idris (44) warga Desa Pulau Negara Kecamatan Buay Pemuka Peliung salah satu pemilik pohon Duku terbanyak di Kecamatan tersebut mengungkapkan, di kebunnya sendiri ada 200 batang pohon duku yang rata-rata semua sudah berbuah, bahkan ada beberapa pohon yang sudah mencapai usia 100 tahun.

Dijelaskannya, hasil panen terbanyak tercatat pada tahun 2019 yang saat itu pernah mencapai 1.500 kotak. Dengan nilai penjualan mencapai ratusan juta rupiah.

“Buah terbanyak itu di tahun 2019 mencapai 1.500 kotak. Namun tahun ini kembali tidak berbuah. Karena biasanya kalau dulu Januari-februari itu puncaknya panen buah duku. Seperti di Baturaja dan OKU Selatan yang saat ini sudah panen duku,” kata Idris. Rabu (12/01).

Di tahun 2020, 2021 dan 2022 saat ini lanjut Idris, hasil buah turun drastis bahkan bisa dikatakan Nihil. Dirinya sempat melakukan pemupukan berharap agar pohon bertambah subur dan menghasilkan buah kembali namun sama sekali tidak ada perubahan.

“Sejak 2020 sampai musim panen kali ini bisa dikatakan sama sekali tidak berbuah, karena dari ratusan pohon yang ada paling tidak sampai 5 kotak buahnya. Kita juga tidak tahu apa penyebabnya, apa ada perubahan iklim, ada perubahan dari unsur tanah kita tidak tahu. Semoga saja ada pihak terkait yang bisa melakukan penelitian terhadap perubahan pada hasil buah Duku ini,” ujarnya.

Begitu pula yang dialami oleh Sukri (48) warga Desa Negeri Agung Kecamatan BP Peliung, sebanyak 250 pohon duku yang ada di perkebunan miliknya, sudah 3 tahun berturut-turut tidak berbuah. Biasanya jika musim panen buah Duku tiba, buah Duku Komering miliknya pernah mendapatkan hasil panen mencapai 50 juta rupiah.

“Kalau untuk pohon Duku dikebun kita ini banyak pohonnya yang belum usia tua, ada beberapa pohon yang usianya 50 tahun. Biasanya pohon usia tua ini yang menghasilkan buah banyak. Tapi tiga tahun berturut-turut ini sama sekali tidak berbuah, entah ada faktor apa ini,” ucapnya.

Wanto warga Martapura salah satu pecinta atau penikmat buah duku komering menilai, fenomena yang terjadi pada pohon Duku dibeberapa Desa yang ada di Kecamatan Buay Pemuka Peliung mestinya perlu di sikapi oleh Pemerintah terkait. Baik itu melakukan penelitian terhadap unsur hara tanah ataupun dengan cara lain. Sebab menurutnya, Duku Komering bukan hanya terkenal pada manisnya, namun Duku Komering sudah menjadi branding atau ikon OKU Timur.

“Fenomena ini perlu disikapi, apalagi duku komering sudah ada hak paten. Dan yang lebih penting lagi kami sebagai pecinta Duku Komering itu sudah rindu makan Duku Komering, karena manis Duku Komering itu sangat beda dengan Duku dari Kabupaten lain,” ujarnya

Buah Duku Komering Di Provinsi Sumatera Selatan, tumbuhan yang berbuah musiman tumbuh subur di sepanjang wilayah Komering, meliputi Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu Timur, dan Ogan Komering Ulu Selatan

Dikutip dari salah satu artikel, Berdasarkan data Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dijelaskan bahwa duku adalah tumbuhan yang sangat tergantung iklim. Misalnya, duku tidak dapat tumbuh optimal di daerah yang anginnya kencang.

Duku tumbuh optimal di daerah dengan iklim basah sampai agak basah yang bercurah hujan antara 1.500-2.500 mm/tahun ditambah intensitas cahaya matahari tinggi.

Tahun 2017, Duku Komering di OKU Timur mendapatkan hak Paten atau sertifikat Indikasi Geografis (IG) dari Kementerian hukum dan Hak Azazi Manusia HAM Indonesia. Dengan adanya sertifikat hak paten ini, pembeli bisa menanyakan keaslian duku dagangan di seluruh Indonesia maupun Internasional. Tidak ada lagi yang akan mengklaim bahwa duku komering selain di OKU Timur. (fah)

LAINNYA