Palembang, Pelita Sumsel – Terkait adanya produsen tahu yang terindikasi mengandung bahan berbahaya formalin. Tim Balai Besar POM (BBPOM) Palembang melakukan pengembangan investasi.
BBPOM Palembang berkerjasama dengan Polda Sumatera Selatan (Sumsel) Senin (8/3) 4.30 wib melalui berhasil mengamankan truck berisi 20 ribu tahu yang positif mengandung bahan berbahaya melakukan tangkap tangan di pasar 7 Ulu, Senin, (8/3).
Kepala BBPOM Palembang, Yosef Dwi Irwan menuturkan, bahwa setelah melakukan tangkap tangan pihaknya bertolak ke lokasi tempat produksi nya Tahu tersebut yakni, di Padang Selasa.
Usai melakukan inspeksi mendadak (Sidak) pihaknya juga mengamankan pemilik produksi berinisial “B” dan 3 orang saksi untuk dimintai keterangan lebih lebih lanjut.
“Ya, sementara ini kita 4 orang saksi masih belum bisa menetapkan menjadi pelaku karna masih ada prosesnya,” kata Yosef.
Masih kata Yosef, B telah mengakui bahwa Tahunya dapat bertahan cukup lama yakni tiga hari. “Padahal umumnya Tahu dapat bertahan hanya setengah hati,” lanjutnya.
Adapun ancamannya bagi pelaku produksinya bukan main, yakni terjerat undang-undang pangan dengan minimal 5 tahun dipenjara dan denda 10 M.
Begitu pula bagi pedagang-pedagang yang nakal akan mendapatkan tindakan yang sangat tegas hingga larangan berjualan kembali.
“Sesuai dengan perintah dari Wakil Walikota, kita akan ada peringatan mulai pemusnaan hingga larangan berjualan,” tegasnya
Sementara itu Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda, sangat apresiasi kepada pihak BB POM yang telah berkerja keras.
“Semoga ini menjadi efek jera bagi pelaku usaha yang masih curang,” ungkap Fitri.
Fitri juga menambahkan, bagi masyarakat bisa mengecek bahan makanan bebas dari zat berbahaya dapat ditest di Pojok Pasar/Bucu secara gratis.
Berikut nama-nama pasar yang ada Bucu pasarnya, Pasar Km 5, Pasar Bukit Kecil, Pasar Lemabang, Pasar Sekip Ujung, Pasar 10 Ulu dan Pasar Padang Selasa.
Masih kata Fitri, Pemerintah kota Palembang tidak diam dan akan terus mengadakan sidak mengamankan makan bebas dari zat berbahaya.
“Mudahan menjadi efek jera, dan bahan makanan di kota Palembang bisa jadi aman,” harapannya. (jea)