Palembang, Pelita Sumsel – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan kembali menggelar Pertemuan Tahunan Bank Indonesia yang diselenggarakan secara offline di The Arista Hotel Palembang dan online melalui platform zoom, Kamis (03/12). Acara berlangsung usai peremuan tahunan Bank Indonesia Pusat di Jakarta.
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia diselenggarakan secara rutin setiap akhir tahun untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan, serta arah kebijakan Bank Indonesia yang disajikan dalam paparan yang disampaikan langsung oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan. Paparan ini juga merupakan wujud akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia dalam melaksanakan fungsi dan tanggung jawabnya. Namun, tidak seperti tahun sebelumnya, pertemuan tahun ini diselenggarakan bersamaan dengan Pertemuan Tahunan Kantor Pusat Jakarta yang diisi dengan paparan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan arahan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Selain itu, pertemuan ini disiarkan pula secara virtual karena keterbatasan jumlah peserta yang dapat hadir secara langsung sejalan dengan protokol kesehatan yang harus dipatuhi di tengah pandemi. Adapun tema yang diangkat dalam PTBI 2020 adalah “Bersinergi Membangun Optimisme Pemulihan Ekonomi”.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan, Hari Widodo, mengawali sambutannya dengan menyampaikan bahwa ekonomi Provinsi Sumatera Selatan tercatat masih tumbuh meskipun masih berada dalam zona pertumbuhan negatif di tengah kondisi global dan domestik yang penuh ketidakpastian akibat pandemi.
“Hal ini patut kita syukuri bersama bahwa pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan yang tercatat sebesar -1,40% (yoy) masih lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional dan Sumatera yang masing-masing terkontraksi sebesar 3,49% (yoy) dan 2,22% (yoy)” lanjutnya.
Peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terutama didorong oleh meningkatnya kinerja investasi yang sempat terkontraksi pada triwulan II 2020. Capaian ini memberikan sinyal positif pelaku usaha sudah mulai melakukan investasi. Kondisi sosial politik yang stabil (zero conflict) di Sumatera Selatan telah menciptakan iklim yang kondusif bagi kegiatan pembangunan, investasi, dan pengembangan usaha yang sangat dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, dari sisi Lapangan Usaha, membaiknya ekonomi Provinsi Sumatera Selatan terutama ditopang oleh meningkatnya LU yang terkait dengan penanganan COVID-19 dan aktivitas adapatasi baru (new normal). Sementara, tiga LU utama Provinsi Sumatera Selatan yakni LU pertanian, kehutanan dan perikanan, LU pertambangan dan penggalian, serta LU industri pengolahan masih terkontraksi sejalan dengan masih terbatasnya permintaan CPO dan batubara serta menurunnya produksi pertanian yang memasuki masa tanam.
Selanjutnya, dari sisi perkembangan harga, inflasi Provinsi Sumatera Selatan sepanjang tahun 2020 tercatat rendah dan terkendali. Hingga bulan November 2020, Sumatera Selatan mencatatkan inflasi sebesar 1,31% (yoy). Inflasi dijaga dalam rentang sasaran 3,0±1%. Rendahnya inflasi terjadi selain karena terjaganya sisi pasokan, tetapi juga karena permintaan dari rumah tangga dan pelaku usaha yang masih belum pulih selama masa pendemi. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan bekerjasama dengan TPID Provinsi Sumatera Selatan dan Satgas Pangan dengan tetap berpedoman pada strategi pengendalian inflasi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, Komunikasi Efektif).
Pada pertemuan ini pula, Hari Widodo menyampaikan bahwa berdasarkan perkembangan ekonomi saat ini dan berbagai indikator makroekonomi, kedepan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan akan membaik meskipun masih terbatas. Hal ini terkonfirmasi dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia yang menyebutkan bahwa Indeks Ekspektasi Konsumen Sumatera Selatan menunjukkan peningkatan dan berada pada level optimis. Perbaikan ekonomi pada tahun 2021 terutama didorong oleh membaiknya ekonomi global dan berkurangnya ketidakpastian ekonomi. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2020 diperkirakan meningkat dalam kisaran 4,9-5,1%. Sementara inflasi pada tahun 2021 diperkirakan masih terkendali pada rentang 3,0 ± 1,0% (yoy).
Hari Widodo mengatakan bahwa tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan, namun semangat dan sinergi yang telah kita bangun bersama dalam mendorong pengendalian inflasi, mengakselerasi pertumbuhan ekonomi, dan sinergi serta kolaborasi di area lainnya, termasuk sinergi yang luar biasa dalam hal memitigasi risiko dan dampak COVID-19 telah berhasil menciptakan optimisme pemulihan ekonomi di bumi sriwijaya yang kita cintai ini. Dalam menghadapi kehidupan kenormalan baru ke depan, kita juga tetap harus memupuk optimisme dan persepsi positif New Normal, New Opportunity, New Optimism, menjadi sebuah motivasi karena kita meyakini bahwa di setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Beliau juga memberikan apresiasi sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah menyatukan derap langkah dalam mencapai Sumsel yang Maju untuk Semua. Pada tahun mendatang, Bank Indonesia melalui Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Selatan akan terus melanjutkan implementasi kebijakan di tiga area yang diharapkan dapat menjadi kekuatan baru ekonomi nasional kita, yaitu pengembangan UMKM, Penguatan Ekonomi dan Keuangan Syariah serta digitalisasi ekonomi di Sumatera Selatan.
Dalam kesempatan penyelenggaraan PTBI 2020 kali ini, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga memberikan penghargaan (BI Award) tahun 2020 kepada 15 (llima belas) penerima yang terdiri dari korporasi, perbankan, PJSP, UMKM, dan media sebagai suatu bentuk apresiasi atas kinerja terbaik para pelaku ekonomi dalam mendukung pelaksanaan tugas BI. Penghargaan ini juga merefleksikan jalinan sinergi antara BI dan stakeholder dalam upaya mewujudkan stabilitas makro ekonomi dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi secara sehat dan berkesinambungan.
Acara pertemuan kemudian ditutup dengan sambutan Gubernur Provinsi Sumatera Selatan, Bapak H. Herman Deru yang memberikan apresiasi atas penyelenggaraan acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2020 dan kontribusi yang sudah diberikan Bank Indonesia sepanjang tahun 2020. Dalam mengembangkan ekonomi masyarakat, menurut Gubernur Sumsel, ada tiga tahapan yang perlu dilakukan yaitu mengenali potensi dan kesiapan masyarakat, melakukan edukasi dan capacity building, kemudian memperkenalkan produk ke pasar. Selain itu, beliau juga menyampaikan rasa syukur bahwa ekonomi Sumatera Selatan membaik dan termasuk ke dalam provinsi dengan kontraksi ekonomi yang relatif rendah. Sebagai penutup, beliau berpesan kepada seluruh undangan yang hadir untuk terus bersinergi bersama dalam mendorong perekonomian Provinsi Sumatera Selatan menuju Sumsel Maju Untuk Semua.
Sebelumnya, pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia Pusat di Jakarta, Presiden RI menekankan bahwa momentum pertumbuhan positif perekonomian harus dijaga. Tidak lupa beliau berpesan bahwa protokol kesehatan harus terus dilakukan dengan disiplin agar tidak muncul pandemi gelombang kedua yang akan merugikan upaya yang sudah dilakukan. Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia menyampaikan optimisme pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2021 dapat terwujud dengan 5 respon kebijakan, yaitu : i) pembukaan sektor produktif dan aman, ii) percepatan stimulus fiskal (realisasi anggaran), iii) peningkatan kredit dari sisi permintaan dan penawaran, iv) stimulus moneter dan kebijakan makroprudensial dan v) digitalisasi ekonomi dan keuangan. (jea/rls)